Sentimen
Informasi Tambahan
Grup Musik: APRIL
Kab/Kota: bandung, Cimahi, Pulo, Senen, Pulo Gebang
Kasus: kekerasan seksual
Tokoh Terkait
Tips Mudik Lebaran 2023 Bareng Anak agar Nyaman Selama Perjalanan
Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional
PIKIRAN RAKYAT - Arus mudik Lebaran 2023 sudah dimulai. Bagi Anda yang mudik membawa anak, keamanan dan kenyamanan anak secara fisik dan psikologis selama perjalanan harus menjadi perhatian.
Kementerian Perhubungan menyebutkan, ada sekira 124 juta orang yang melakukan perjalanan mudik. Di antara jumlah itu, ada anak-anak beragam usia.
Menurut psikolog Dono Baswardono, perjalanan mudik dengan kendaraan apa pun, akan terasa cukup berat, bahkan sangat berat, bagi anak-anak. Berat karena secara fisik dan indrawi memang sangat menuntut.
Misalnya ketika berada di bandara atau stasiun yang penuh sesak dan bising, hal itu dapat memicu meltdown atau kondisi kebanjiran stimulus indrawi sehingga tidak membawa kesejahteraan sensorik bagi anak.
"Anak merasa sangat tidak nyaman karena banyak hal yang dilihat, terlalu banyak suara, atau bahkan kerap bersenggolan dengan orang lain. Anak menjadi rewel, yang biasanya sulit ditenangkan karena mereka memang bukan ngantuk atau lelah, tetapi seluruh sensasi inderanya menjadi peka," ucapnya di Bandung, Senin, 17 April 2023.
Baca Juga: Mudik Lebaran 2023: Daftar Jalan yang Tidak Boleh Dilintasi Kendaraan Berat pada 19-21 April 2023
Dalam keadaan seperti ini, kata dia, orangtua dapat membawa anak ke pojok atau area yang lebih sepi, relatif redup, dan tidak banyak yang menyentuh anak. Setelah beberapa lama, anak akan tenang dengan sendirinya.
Agar tidak mengalami meltdown, sebelum melakukan perjalanan, orangtua juga dapat membantu anak-anak dengan memilihkan pakaian selama perjalanan yang nyaman baginya. Pakaian itu yang memang selama ini sudah terbukti membuat anak nyaman dan tidak pernah memicu anak rewel.
"Jangan menomorsatukan bagaimana penampilan anak saat tiba di kampung halaman. Itu sama sekali tidak penting," ujar Dono.
Baca Juga: 14 Titik SPKLU yang Disiapkan di Rest Area Tol, Mudik Lebaran 2023 Pakai Mobil Listrik Tak Perlu Khawatir
Fisik Pengaruhi EmosionalMenurut Dono, orangtua juga perlu menjaga kesejahteraan fisik anak yang mempengaruhi kondisi emosional mereka. Hal ini bukan saja memberi makan sesuai kebutuhan anak, tetapi juga menjaga otoritas anak dalam menerima makanan.
Ia mengatakan, dalam perjalanan mudik, orangtua jangan memaksakan anak untuk makan makanan baru jika memang anak enggan. Lebih baik, orangtua memperkenalkan makanan baru itu bersama-sama dengan makanan yang biasa mereka konsumsi.
Bila ada saudara yang memaksakan, orangtua perlu berada di samping anak, membolehkan mereka menolak paksaan itu.
"Begitu pula dengan batasan fisik lain berupa sentuhan, seperti salam dan pelukan. Sebaiknya sejak di rumah, orangtua sudah melatih anak bagaimana cara menolak jika saudara atau siapa pun yang hendak menyentuh atau memegang tubuhnya tanpa izinnya," ucapnya.
Baca Juga: Ganjil Genap Saat Mudik Lebaran 2023 Bersifat Situasional
Bahkan dalam bertata krama, misalnya bersalaman, orang dewasa tidak perlu memaksa anak-anak. Jangan sampai anak baru datang di rumah, sudah langsung dipaksa untuk bersalaman, misalnya.
"Beri kesempatan anak-anak untuk mengeksplorasi lingkungan baru tersebut sampai mereka merasa cukup aman. Kalau perlu, orangtua menemani anak terlebih dahulu dalam menjelajah tempat baru tersebut. Pada saat anak sudah merasa aman, tanpa diminta atau disuruh pun, mereka akan mudah bersalaman atau menjalakan adab tata krama lainnya," kata Dono.
Fasilitas Umum Ramah AnakPemudik Lebaran 2023 yang menggunakan transportasi publik juga harus memerhatikan kondisi stasiun, terminal, atau bandara yang menjadi tempat berangkat. Utamanya supaya perjalanan mudik aman dan nyaman, serta terhindar dari tindak kekerasan atau pelecehan.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA), Bintang Puspayoga, mengunjungi 2 fasilitas yang menjadi titik lokasi padat pemudik, yakni Stasiun Pasar Senen dan Terminal Pulo Gebang, pada Minggu, 16 April 2023.
Ia mengecek kesiapan dan kelengkapan fasilitas penunjang yang ramah perempuan dan anak supaya perjalanan mudik terasa aman dan nyaman bagi perempuan, anak, maupun lansia dan difabel.
“Mudik Hari Raya Idul Fitri tahun ini diprediksi akan mencapai lebih dari 120 juta pemudik dan melonjak hingga 50 persen dibandingkan tahun lalu. Dengan kondisi luar biasa ini, menciptakan situasi yang aman, nyaman, dan tentunya terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan harus menjadi prioritas kita bersama. Terutama bagi pemudik yang menggunakan moda transportasi umum seperti kereta api dan bus, maka wajib meningkatkan kewaspadaan agar terhindar dari modus-modus kejahatan, kekerasan, hingga penculikan,” ujarnya dalam rilis pers.
Baca Juga: Jelang Lebaran 2023, Pemudik Lokal Mulai Ramai Lintasi Jalur Mudik di Cimahi
Dalam kunjungannya itu, Bintang mengecek fasilitas tempat bermain anak yang diperuntukkan khusus bagi anak dan orang tua menghabiskan waktu tunggu jelang keberangkatan. Ia pun meninjau ruang laktasi dan ruang kesehatan yang ada.
Dari hasil peninjauannya, ia mengatakan bahwa Stasiun Pasar Senen telah memiliki fasilitas yang sudah terstandardisasi dalam memberikan kebutuhan spesifik bagi perempuan, anak, lansia, maupun difabel. Hal itu sangat penting, apalagi PT Kereta Api Indonesia (KAI) pun telah berkomitmen dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana kekerasan seksual (TPKS).
"(KAI) terus melakukan sosialisasi melalui siaran pengumuman, baik di stasiun maupun di perjalanan, dan langkah tegas berupa blacklist pelaku TPKS,” kata Bintang.
Sementara, dalam kunjungan ke Terminal Pulo Gebang, ia meninjau Pos Sahabat Perempuan dan Anak (SAPA) yang menjadi pos layanan rujukan bagi perempuan dan anak yang mengalami kekerasan saat dalam perjalanan mudik. Dengan adanya Pos Layanan SAPA, pemudik dapat segera melaporkan tindak kekerasan yang dilihat, diketahui, ataupun yang dialami, sehingga dapat langsung ditindaklanjuti.
“Di Terminal Pulo Gebang, secara umum fasilitasnya sudah sangat baik. Pertama ada ruang laktasi, ruang bermain, pemeriksaan kesehatan, dan menariknya di terminal ini ada Pos Layanan Sahabat Perempuan dan Anak (SAPA). Pos layanan pengaduan kekerasan SAPA ini menjadi penting dalam memberikan perlindungan kepada perempuan dan anak ketika menggunakan transportasi umum baik antar kota maupun antar provinsi,” katanya.
Menurut Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Ai Maryati Solihah, yang juga turut meninjau, ia mengimbau orang tua agar siaga dalam mengawasi anak sepanjang perjalanan mudik. Itu penting untuk menghindari anak terpisah dari keluarganya.***
Sentimen: positif (99.2%)