Sentimen
Informasi Tambahan
Grup Musik: APRIL
Institusi: ISESS
Tokoh Terkait
Arifin
Khairul
Julius Widjojono
Khairul Fahmi
Insiden Gugurnya Prajurit TNI di Papua Bukan Berarti Pendekatan Lunak Dihentikan
Mediaindonesia.com Jenis Media: Nasional
SATU prajurit TNI dipastikan gugur dalam penyerangan yang dilakukan oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Distrik Mugi, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, Sabtu (15/4) sekira pukul 16.30 WIT.
Diketahui, KKB menyerang prajurit dari Satuan Tugas (Satgs) Batalyon Infanteri (Yonif) Raider 321/Galuh Taruna yang sedang bertugas di Distrik Mugi.
Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Laksda Julius Widjojono menerangkan Panglima TNI turut berdukacita atas gugurnya prajurit terbaik TNI Pratu Arifin yang gugur pada 15 April pukul 16.30 WIB.
Baca juga : Pencarian Pilot Susi Air, Panglima TNI Perintahkan Jangan Ragu Ambil Tindakan
Terkait informasi yang simpangsiur soal jumlah korban TNI oleh KKB, Julius meminta media massa agar merujuk kepada satu informasi terpusat, yakni Mabes TNI.
Menanggapi itu, pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi menyebut kejadian tersebut adalah insiden yang selalu mungkin terjadi di kawasan konflik bersenjata.
Baca juga : Kronologi Gugurnya Prajurit TNI Pratu Arifin Saat Bertugas Mencari Pilot Susi Air
"Kejadian itu juga tidak bisa membawa kita pada kesimpulan bahwa pendekatan yang diterapkan sejauh ini telah gagal dan harus diganti," papar Khairul kepada Media Indonesia, Minggu (16/4).
"Pendekatan lunak dengan upaya persuasif itu adalah kebijakan yang ditempuh pemerintah. Namun hal itu bukan berarti Polri-TNI tidak bergerak atau pasif," tambahnya.
Pada saat yang sama, lanjut Khairul, aparat TNI tetap melakukan langkah-langkah yang dipandang perlu untuk mendukung upaya penyelamatan.
"Misalnya dengan melakukan operasi mendekati area sasaran, melakukan pengintaian dan pengumpulan informasi untuk menilai peluang-peluang untuk melakukan tindakan penyelamatan," tuturnya.
Khairul menegaskan tidak diperlukan perubahan pendekatan dalam hal penyelamatan pilot Susi Air.
Tetapi, Khairul sepakat dengan Panglima melalui Kapuspen TNI bahwa akan dilakukan evaluasi mendalam. Evaluasi memang diperlukan untuk mengurangi risiko, meningkatkan keamanan dan keberhasilan misi.
"Termasuk hal-hal yang dilakukan dalam upaya penyelamatan pilot pesawat Susi Air. Saya kira perlu ada evaluasi dan pembenahan," ucapnya.
"Selain soal kompetensi, juga menyangkut kehati-hatian maupun kerahasiaan. Kita berharap tidak ada peluang terjadinya kebocoran informasi yang mengakibatkan kerugian dan kefatalan bagi operasi penyelamatan maupun personel yang bertugas," tandasnya. (Z-5)
Sentimen: netral (87.7%)