Sentimen
Informasi Tambahan
Institusi: UNESA, Universitas Trunojoyo Madura, Universitas Negeri Surabaya
Kab/Kota: Surabaya, Magetan, Madura
Tokoh Terkait
Bupati Suprawoto Lontarkan Pernyataan Dianggap Diskriminatif pada Media Luar Magetan, Begini Kata Pengamat
Beritajatim.com Jenis Media: Politik
Magetan (beritajatim.com) – Bupati Magetan Suprawoto sempat melontarkan pernyataan yang dianggap mendiskriminasi media.
Pernyataan itu dilontarkan Kang Woto, sapaan lekat Bupati Suprawoto saat memberikan sambutan dalam acara pengukuhan pengurus Asosiasi Perusahaan Media Magetan (APMM) di Pendapa Surya Graha.
Dalam sambutan, Kang Woto sempat menyinggung soal penggunaan produk usaha kecil mikro dan menengah (UMKM).
Produk UMKM harus masuk dalam katalog elektronik agar siapa saja bisa membeli. Terlebih, organisasi perangkat daerah yang harus mendukung produk lokal Magetan. Sesuai dengan instruksi Presiden Joko Widodo agar produk dalam negeri jadi pilihan ketimbang produk luar negeri.
Pun, terlontarlah pernyataan yang dianggap mendiskriminasi media karena Kang Woto menyebut untuk menggunakan media lokal Magetan dan terkesan tak boleh menggunakan media luar Magetan.
“Membantu masyarakat memang harus dengan kebijakan yang memihak. Jadi kita dorong terus agar UMKM Magetan masuk e-katalog. OPD harus beli UMKM dengan klik di e-katalog. Seperti kata Pak Presiden, Kalau di dalam negeri ada jangan beli di luar negeri. Kalau ada produk di Magetan yo jangan beli di luar Magetan. Lha nek enek media neng Magetan yo ojo di luar Magetan (Kalau ada media di Magetan ya jangan di luar Magetan). Gitu logikanya gitu,” kata Suprawoto.
Pernyataan itu dinilai bisa membuat kegaduhan dan perlu diluruskan sendiri oleh Kang Woto. Seperti yang dijelaskan Surokim, salah seorang pengamat politik Surokim Abdussalam. Pernyataan Suprawoto bisa membuat gaduh dan perlu segera diluruskan.
Dia menilai, di awal sambutan, maksud Kang Woto dengan menerangkan soal produk UMKM lokal adalah memberikan penekanan yang komprehensif untuk menegaskan maksud instruksi Presiden Joko Widodo untuk membeli produk dalam negeri.
Namun, ketika yang dikatakan konteksnya adalah media, itulah yang dinilai sedikit kurang tepat karena pada dasarnya media lokal Magetan, media regional serta nasional sama saja. Semua media juga mengcover seluruh wilayah termasuk Magetan.
“Itu perlu diluruskan karena bisa potensial diskriminatif terhadap media lain, begitu ya. Dan tentu konteksnya berbeda dengan sumberdaya luar negeri tadi, kalau media ini kan pemainnya lokal Magetan, lokal Jawa Timur, dan nasional kan gitu. Sebenarnya sama-sama menggunakan sumber daya nasional kita. Bukan menggunakan sumber daya luar negeri. Untuk konteks media menurut saya sedikit perlu diluruskan,” kata Surokim pada beritajatim.com, Senin (10/10/2022)
Menurut dia, meluruskan pernyataan itu perlu agar tidak ada anggapan diskriminatif. Karena sifatnya pemerintah daerah turut membantu media lokal, regional, dan nasional mambangun media yang bersinergi dan butuh kebijakan yang tidak diskriminatif.
“Sebenarnya Pak Bupati ingin menjelaskan konteks tersebut tapi perlu diluruskan. Menurut pendapat saya perlu diluruskan karena tidak langsung menyebut media lokal, regional, dan nasional jika merujuknya dari instruksi Bapak Presiden,” lanjut Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya Universitas Trunojoyo Madura itu.
Menurut dia, apa yang dimaksudkan Presiden Jokowi terkait penggunaan produk dalam negeri adalah agar APBN dan APBD bisa menggerakkan ekonomi dalam negeri sehingga tidak banyak belanja produk luar negeri.
“Semangatnya memang untuk menggerakkan ekonomi dalam negeri. Dalam konteks media memang bukan hanya asli Magetan versus luar Magetan. Karena ini gak sama konteksnya. Makanya saya bilang itu kurang tepat sedikit,” katanya.
Agar tidak membuat gaduh dan potensi riak-riak, dia menganggap Bupati perlu meluruskan konteks penggunaan sumber daya dalam negeri dan sumber daya luar negeri itu mungkin berbeda konteks dengan media atau belanja media. Media tidak bisa disamakan dengan produk UMKM. Produk media sama-sama dalam negeri namun kelasnya lokal, regional, dan nasional. “Ada yang regional dan nasional yang sama-sama beroperasi di Magetan,” terangnya.
Sementara itu, Agus Machfud Fauzi Pengamat Politik dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa) menilai sambutan Suprawoto adalah motivasi bagi pelaku media lokal Magetan agar bisa berkembang dengan memberikan produk-produk berita yang berkualitas.
Namun, tak akan ada kesan diskriminatif dari apa yang disampaikan Kang Woto karena sifatnya memotivasi.
“Ini sifatnya memotivasi ya pada pelaku media lokal Magetan. Motivasi itu untuk orang yang hadir, jika orang luar juga turut hadir dalam acara Pengukuhan APMM, mungkin motivasinya akan berbeda,” katanya. (fiq/ted)
Sentimen: positif (80%)