Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Beijing, Washington, Los Angeles
Partai Terkait
Tokoh Terkait
Lihat, Aksi Militer China Bikin Taiwan Waswas! Amerika pun Dibikin Melotot Senin, 10/04/2023, 03:00 WIB
Wartaekonomi.co.id Jenis Media: News
Warta Ekonomi, Taipei -
Latihan perang militer China di sekitar Taiwan memasuki hari kedua. Kementerian Pertahanan Taiwan dan Amerika Serikat mengatakan terus memantau latihan militer dan pergerakan pasukan rudal China di sekitar pulau itu.
China yang mengeklaim Taiwan bagian dari wilayahnya, mulai menggelar latihan militer yang dijadwalkan selama tiga hari pada Sabtu (8/4/2023). Satu hari setelah Presiden Taiwan Tsai Ing-wen pulang dari kunjungan singkatnya ke AS.
Baca Juga: Bukti China Menggertak Tetangganya, Lihat Saja yang Terjadi di Selat Taiwan
Seorang sumber pertahanan mengatakan, sebagian besar aktivitas Sabtu selesai saat matahari terbenam. Namun, Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan latihan itu berlanjut Minggu (9/4/2023) dan mereka menemukan beberapa pesawat tempur termasuk Su-30 dan J-11 serta beberapa kapal.
"Mengenai pergerakan pasukan roket Komunis China, militer kami juga melakukan pemantauan ketat melalui sistem intelijen, pengintaian dan pengawasan gabungan, dan pasukan angkatan udara masih tetap waspada," kata Kementerian Pertahanan Taiwan.
Pasukan roket Tentara Pembebas Rakyat bertanggung jawab pada sistem rudal berbasis darat China.
Pada Agustus lalu, China menggelar latihan perang di sekitar Taiwan selama ketua House of Representative AS saat itu Nancy Pelosi ke Taipei. Termasuk menembakan rudal ke perairan dekat Taiwan, China belum mengumumkan latihan serupa dalam latihan militer kali ini.
Saat transit di Los Angeles usai menggelar kunjungan diplomatik ke Amerika Tengah pada pekan lalu, Tsai bertemu Ketua House AS saat ini Kevin McCarthy. Sejak awal Beijing sudah menegaskan menentang pertemuan tersebut.
Kedutaan Besar de facto AS di Taiwan mengatakan, Washington memantau latihan militer China di sekitar Taiwan dan dengan "yakin dan tenang" memiliki sumber daya dan kemampuan cukup untuk memastikan perdamaian dan stabilitas di kawasan.
Seorang juru bicara American Institute di Taiwan mengatakan jalur komunikasi AS dengan China masih dibuka.
Ia menambahkan dengan konsisten AS meminta Beijing menahan diri dan tidak mengubah status quo. American Institute berfungsi seperti kedutaan karena AS dan Taiwan tidak memiliki hubungan diplomatik resmi.
Washington memutus hubungan diplomatik dengan Taiwan pada 1979 untuk mendukung China. Tapi pemerintah AS terikat hukum yang mewajibkan mereka memberikan bantuan pada Taiwan untuk membela diri.
China tidak pernah mengesampingkan menggunakan kekuatan untuk memaksakan kembali kedaulatannya ke Taiwan. Beijing mengatakan Taiwan merupakan isu paling penting dan sensitif dalam hubungannya dengan AS dan topik ini kerap memicu ketegangan.
Beijing menganggap Tsai sebagai separatis dan berulang kali menolak ajakannya untuk perunding. Tsai mengatakan hanya rakyat Taiwan yang dapat memutuskan masa depan mereka.
Baca Juga: Mendadak Latihan Militer Digelar China Gara-gara Ulah Presiden Taiwan, Ada Apa?
Dalam tiga tahun terakhir China meningkatkan tekanan militernya terhadap Taiwan. Beijing rutin mengirimkan pesawat tempur di sekitar pulau itu meski tidak masuk ke ruang udaranya atau di atas pulau itu sendiri.
Pada Minggu pagi Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan dalam 24 jam sebelumnya, mereka menemukan 71 pesawat angkatan udara dan sembilan kapal angkatan laut China.
Media Pemerintah China mengatakan, pesawat-pesawat itu dipersenjatai dengan peluru tajam. Pesawat jet angkatan udara Taiwan biasanya juga membawa peluru tajam saat mengusir pesawat-pesawat China.
Pada Sabtu malam lalu Dewan Urusan Laut Taiwan yang mengawasi Pasukan Penjaga Pantai pulau itu merilis rekaman video di saluran Youtube mereka. Video itu menunjukkan satu kapal membayangi kapal perang China, tapi mereka tidak mengungkapkan lokasinya.
Baca Juga: Bongkar-bongkaran! Mahfud MD Ceritakan Pemilu Era Orba Tak Unggulkan Survei Hingga PDIP Dikerjain...
Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Warta Ekonomi dengan Republika.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Sentimen: positif (99%)