Sentimen
Positif (44%)
8 Apr 2023 : 22.10
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Surabaya, Sidoarjo, Malang, Blitar, Kediri, Trenggalek, Tulungagung

Kasus: covid-19

Ramadan Enting-enting, Jajanan Tradisional Lebaran Khas Blitar Pusat Pemberitaan

8 Apr 2023 : 22.10 Views 1

RRi.co.id RRi.co.id Jenis Media: Nasional

Ramadan
Enting-enting, Jajanan Tradisional Lebaran Khas Blitar

Pusat Pemberitaan

KBRN, Blitar: Bagi warga Blitar dan sekitarnya, enting-enting merupakan sajian khas Lebaran yang pantang dilewatkan. Meski jadul, jajanan ini memiliki rasa yang memikat dan terus eksis hingga kini. 

Perpaduan manis gula, gurihnya wijen, dan kacang menjadi kunci kenikmatannya. Meski termasuk jajanan jadul atau tradisional, ternyata enting-enting ini masih menjadi primadona. 

Banyak orang menjadikannya kudapan bersama keluarga saat Lebaran dan sebagai oleh-oleh untuk sanak keluarga. Di Blitar, produsen enting-enting di Kelurahan Karangsari, Kecamatan Sukorejo, bahkan kebanjiran pesanan hingga kewalahan. 

Setiap momen Ramadan dan menjelang Lebaran seperti saat ini, permintaan enting-enting selalu meningkat tajam. Hal itu yang disampaikan Asna Rosida (49), seorang produsen enting-enting Blitar. 

"Kalau produksi kita selama Ramadan hingga Lebaran ini meningkat 100 persen. Kalau sebelumnya sekitaran 4 ton, sekarang meningkat menjadi 8 ton, dan sampai sekarang sudah terpenuhi 5 ton," ujarnya, Sabtu (8/4/2023).

Ada tiga varian produk enting-enting yang diproduksi ibu dua orang anak ini. Variannya adalah enting-enting kacang, wijen, dan kombinasi antara kacang dan wijen. 

"Kalau momen seperti ini permintaan yang paling banyak itu enting-enting kacang. Kalau di bandingkan itu, 75 persen kacang dan 25 persen yang wijen," ucap dia.

"Sebenarnya prosesnya itu mudah, nggak butuh waktu lama cuman dua menit. Proses yang lama itu saat awal menyiapkan bahan bakunya," kata dia.

Kini, ia sudah memakai mesin untuk proses pengolahan awal, termasuk mesin sangrai untuk menggoreng kacang. Kacang yang sudah disangrai ini kemudian dimasukkan ke mesin pemecah kacang. 

Satu biji kacang dipecah menjadi delapan bagian. Setelah keluar dari mesin pemecah, kacang tersebut masuk ke mesin pemisah kulit ari. 

Proses pembuatan berikutnya mudah, tinggal memasak saja. Kacang yang sudah dimasak tersebut dicampur dengan gula yang sudah dipanaskan menjadi karamel.

Asna kini dibantu 14 karyawan, yang biasanya di hari-hari normal hanya dibantu enam karyawan. Produksinya pun mencapai 2 hingga 2,5 kuintal. 

Selain karyawan harian, Asna juga memiliki karyawan pekerja borongan untuk pengemasan, yang bisa dikerjakan dari rumah masing-masing. RRI menyaksikan langsung proses produksi enting-enting tersebut yang memanfaatkan ruangan rumah dari depan hingga belakang.

"Kalau harga jualnya itu per kilogramnya Rp45 ribu. Kalau yang dalam bentuk kemasan, saya jual mulai Rp7 ribu sampai Rp35 ribu," katanya.

Dengan kapasitas produksi delapan ton sebulan, omzet Asna selama Lebaran saja diperkirakan sekitar Rp360 juta. Enting-enting produksi Asna tidak hanya dikenal masyarakat Blitar saja, tetapi sudah merambah ke luar pulau

Bima, Balikpapan, dan Lampung adalah beberapa di antaranya. Sementara, pemasarannya di luar Blitar menjangkau Jakarta, Surabaya, Sidoarjo, Malang, Kediri, Trenggalek, dan Tulungagung.

Menurutnya, area pemasaran tersebut tidak ada penambahan, hanya saja volume permintaannya memang mengalami peningkatan. Asna bersyukur kondisi Pandemi Covid-19 sudah semakin melandai dan usaha yang digelutinya satu dekade bisa kembali berjalan normal.

Sentimen: positif (44.4%)