Sentimen
Negatif (79%)
8 Apr 2023 : 15.23

Tak Hanya Media, Ekonom Asing Juga Soroti Situasi Ekonomi RI

8 Apr 2023 : 15.23 Views 3

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: News

Tak Hanya Media, Ekonom Asing Juga Soroti Situasi Ekonomi RI

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah banyak negara yang terjerat resesi, ekonomi Indonesia pada Kuartal III-2022 justru mencatatkan pertumbuhan yang kuat mencapai 5,72% (year on year/yoy). Hal ini pun mendapat sorotan dari kalangan ekonom asing.

Ekonom Senior Capital, Gareth Leather menjelaskan, pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh signifikan dalam jangka waktu satu tahun pada Kuartal III-2022. Namun dinilai sebagai hal yang baik yang bisa didapatkan.

"Pertumbuhan ekonomi di Indonesia meningkat pada kuartal ketiga, tapi ini kemungkinan adalah suatu hal yang baik untuk diperoleh," ujar Leather seperti dikutip CNBC Internasional, Rabu (9/11/2022).

"Kami memperkirakan harga komoditas yang lebih rendah, kebijakan moneter yang lebih ketat, dan inflasi yang tinggi akan menyeret pertumbuhan pada kuartal mendatang," kata Leather lagi.

Leather memperkirakan bahwa ke depan kinerja ekspor tanah air akan berjuang 'keras', karena dihadapkan dengan penurunan harga komoditas dan perlambatan pertumbuhan ekonomi global.

Indonesia sebagai pengekspor komoditas utama, telah diuntungkan untuk mengisi kesenjangan pasokan komoditas energi yang disebabkan oleh perang di Ukraina, jug didorong karena peningkatan harga komoditas karena rantai pasok yang tersendat.

Lebih lanjut, Leather menjelaskan, pengeluaran fiskal Indonesia yang lebih ketat juga akan memperlambat permintaan, karena pemerintah Indonesia berkomitmen untuk menurunkan kembali defisit anggaran di bawah 3% pada tahun depan.

"Otoritas moneter juga terlihat akan melakukan pengetatan kebijakan moneter untuk mengendalikan inflasi," ujarnya.

-

-

Bank Indonesia (BI) dinilai juga telah lambat dalam merespon menaikkan suku bunga dalam merespon tekanan inflasi, jika dibandingkan negara Asia-Pasifik lainnya.

Inflasi Indonesia pada Oktober 2022 tercatat mencapai 5,71%, tertinggi dalam beberapa tahun terakhir, dan sudah melebihi target sasaran bank sentral 3% plus minus 1%.

Di sisi lain, pergerakan nilai tukar rupiah faktanya tak dapat mengimbangi menguatnya perekonomian tanah air. Sehingga hal ini juga menjadi perhatian investor dalam memperhatikan pergerakan ekonomi global.

"Dolar yang kuat membebani semua aset berisiko, bukan hanya rupiah. Sulit bagi mata uang untuk mendapatkan keuntungan saat ini," ujarnya.

Ekonom Senior DBS Bank Radhika Rao juga menjelaskan, mata uang regional umumnya menarik arah dengan melihat lebih luas pergerakan dolar AS, dan mengamati tanda-tanda penurunan suku bunga The Federal Reserve.

Adapun, ekonom senior regional Barclays Brian Tan optimistis terhadap ekonomi Indonesia, meskipun ada tantangan global. Indonesia masih akan unggul. Hal ini disampaikan dalam program 'Squawk Box Asia' CNBC pada Selasa kemarin.

"Saat kita memasuki tahun depan, segala sesuatunya akan terlihat sedikit lebih menantang dengan iklim global yang menantang," jelas Tan.

"Tapi secara keseluruhan, saya akan mengatakan, Indonesia adalah ekonomi yang sangat berorientasi domestik dan pada akhirnya, itu harus memberikan isolasi dari apa yang terjadi di luar Indonesia," ujar lagi.

Adapun Tan memperkirakan ekonomi Indonesia pada keseluruhan tahun ini mencapai 5,2% dan akan turun menjadi 5% pada tahun 2023.


[-]

-

Semua Takut Hantu 'Badai Besar', Jokowi Tak Bisa Tidur Tenang
(cap/mij)

Sentimen: negatif (79.9%)