Sentimen
Positif (64%)
8 Apr 2023 : 00.42
Informasi Tambahan

Hewan: Gajah

Kasus: kecelakaan

Tokoh Terkait

Lokasi-Lokasi Harta Karun RI Dekat Singapura, Ini Sebabnya

8 Apr 2023 : 00.42 Views 1

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: News

Lokasi-Lokasi Harta Karun RI Dekat Singapura, Ini Sebabnya

Jakarta, CNBC Indonesia - Perairan laut di Indonesia memiliki banyak harta karun bawah laut di berbagai wilayah. Ternyata ada satu wilayah yang memiliki banyak harta karun dibandingkan wilayah lain, yakni Kepulauan Riau yang berlokasi dekat dengan Singapura.

Dilansir dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sumatera Barat di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), hal itu terjadi karena Kepri menjadi salah satu perlintasan oleh kapal-kapal asing pada lampau bahkan sampai saat ini.

"Karena banyaknya aktivitas pelayaran di daerah tersebut memungkinkan banyaknya kapal yang tenggelam. Hal inilah yang menjadi indikasi utama mengenai banyaknya perkiraan temuan cagar budaya bawah air di Kepulauan Riau, khususnya Bintan," tulis BPCB dilansir, Rabu (9/11/22).

-

-

Foto: Harta karun dibawah laut di Provinsi Kepulauan Riau. Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Sumatra Barat, Riau, Dan Kepulauan Riau Tahun 2015 (Tangkapan Layar kemdikbud.go.id)
Harta karun dibawah laut di Provinsi Kepulauan Riau. Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Sumatra Barat, Riau, Dan Kepulauan Riau Tahun 2015 (Tangkapan Layar kemdikbud.go.id)

Kecelakaan tersebut disebabkan oleh badai atau gelombang besar sehingga menenggelamkannya ke dasar laut. Jumlahnya besar karena dalam kurun waktu berabad-abad, wilayah yang terletak di antara Benua Asia dan Australia, serta diapit oleh Samudera Indonesia dan Pasifik (Lautan Teduh) ini menjadi jalur pelayaran internasional yang sangat strategis antara lain untuk perdagangan, ekspedisi ilmiah, ekspansi wilayah.

Dilansir dari BPCB Jambi, Sejarawan Rochmani pada 2001 menyebutkan bahwa antara abad X-XX Masehi tercatat lebih kurang 30.000 kapal Cina yang berlayar, di antaranya ke Nusantara dan tidak pernah kembali ke pelabuhan asal karena berbagai sebab.

Belum lagi kapal-kapal dari Eropa yang juga karam di perairan Indonesia jumlahnya tidak kurang dari 290 buah. Demikian pula Direktorat Peninggalan Bawah Air yang menyebutkan sekurang-kurangnya ada 463 titik lokasi kapal tenggelam di perairan Indonesia.

Pada umumnya kapal-kapal tersebut membawa kargo, baik berupa komoditi dagang maupun untuk kepentingan agama. Kapal-kapal yang datang dari Asia Barat dan Asia Selatan umumnya membawa barang-barang kaca, manik-manik dari batu mulia, arca-arca batu/ logam, sutera, dan barang-barang seni lainnya.

Sementara dari Asia Timur (Cina), barang-barang yang dibawa berupa keramik, emas, dan lain-lain. Ketika kembali ke negara asalnya, kapal-kapal tersebut membawa komoditi yang berasal dari beberapa pulau di Nusantara, seperti kapur barus, damar, kayu cendana, pala, lada, kemenyan, mutiara, gading gajah, dan lain-lain. (Wolters, 1974).

Namun yang menjadi permasalahannya hingga saat ini titik-titik lokasi tenggelamnya kapal-kapal tersebut masih belum banyak diketahui. Sedangkan banyak nelayan yang tidak sengaja menemukan tinggalan muatan kapal tenggelam. Mereka menemukan benda-benda tersebut pada jaring ikannya.

Mengingat benda-benda ini memiliki nilai ekonomi, maka masyarakat melakukan pencarian dan mengangkat sendiri tanpa melalui prosedur yang benar. Banyak benda-benda muatan kapal tenggelam ini yang berpindah tangan dan berpindah ke daerah lain. Sebagian benda yang ditemukan bahkan ada yang dijual ke pihak asing. Akibatnya banyak data yang hilang mengenai nilai sejarah dan budaya yang terkandung di dalamnya, dan banyak pihak yang dirugikan.


[-]

-

Harta Karun RI Hingga 54 Negara Terancam Malapetaka
(hoi/hoi)

Sentimen: positif (64%)