Sentimen
Jokowi dan Megawati Bakal Bertemu
Gelora.co Jenis Media: News
GELORA.CO - PDIP dan lima partai politi (parpol) yang berada di belakang Presiden Joko Widodo disinyalir mengalami kerenggangan.
Kerengangan hubungan yang terjadil hampir 10 tahun itu diungkap Pengamat Politik dari Universitas Al-Azhar, Ujang Komarudin.
Belum lagi saat ini muncul wacana koalisi besar lima parpol yang ikut mencuat. Pasalnya ada Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan KKIR (Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya) juga diduga disengaja untuk meninggalkan PDIP dalam silaturahmi pada Minggu (2/4/2023).
"Sehingga, ruang PDIP untuk gabung di koalisi besar lima parpol ini memang sulit," ucapnya.
Ujang menambahkan, PDIP bisa ditinggalkan untuk koalisi besar menuju Pilpres 2024 dan sulit masuk ketika melihat dinamika politik sekarang.
Akibat perbedaan tersebut, nantinya Presiden Jokowi bakal ketemu empat mata lagi dengan Ketum PDIP, Megawati Soekarnoputri.
"Memang harusnya dari Zulhas (Zulkifli Hasan Ketum PAN) bilang di luar negeri (Ketum Megawati Soekarnoputri). Ya memang tidak diajak. Memang begitu," kata Ujang, Selasa (4/4/2023) seperti dikutip dari Sapa Pagi Kompas TV pada Rabu (5/4/2023).
"Koalisi besar ini masih langkah awal, masih panjang. Karena nunggu PDIP siapa yang dijagokan, ini penting," ujarnya.
Ujang juga menjelaskan, kondisi saat ini sudah berbeda dibandingkan beberapa waktu sebelum pembatalan Piala Dunia U20. Jokowi bisa bebas endorse calon PDIP seperti Ganjar Pranowo atau yang lain.
"Saya melihatnya ada hubungan berjarak usai pertemuan itu, antara PDIP dan parpol, kalau kata Pak Prabowo timnya pak Jokowi ini," ujarnya.
Ditambah, soal penolakan Israel yang disinyalir jadi hubungan Jokowi-PDIP renggang.
"Di saat yang sama, di PDIP juga ada masalah terkait penolakan Israel jadi tuan rumah piala dunia. Oleh karena itu jadi problem besar bagi Jokowi-Megawati," tandasnya.
Sentimen: positif (99.5%)