AKURAT.CO Bagi umat muslim Hari Raya Idul Fitri adalah momen bahagia yang ditunggu. Namun bagi Dedi, hari kemenangan tersebut justru menyisakan trauma yang mendalam.

Betapa tidak, di hari raya tahun lalu ia harus menelan pil pahit karena istrinya dibawa kabur oleh seorang pria. Hingga kini istrinya tak ada kabar dan menelantarkan keempat anaknya.

Kisah pilu ini terungkap saat Dedi Mulyadi secara acak ngabuburit di rumah seorang warga di Desa Parakan Garokgek, Kecamatan Kiarapedes, Kabupaten Purwakarta. Di sana ia bertemu seorang bapak yang rupanya sama-sama bernama Dedi.

Saat itu Kang Dedi spontan menanyakan keluarga istri dan anak Dedi. Tak disangka jawaban Dedi membuat Kang Dedi kaget.

“Istri mah dicandak ku batur. Murangkalih mah aya di lebet bumi (Istri diambil sama orang lain. Anak ada di dalam rumah),” ucap Dedi.

Dedi mengisahkan, semula ia mengembara ke Tasikmalaya tepatnya di daerah Salopa hingga menikah dengan istrinya yang bernama Aas Nurasiah. Dari pernikahannya itu mereka dikaruniai empat orang anak. Anak paling besar berusia 25 tahun, sementara bungsu masih duduk di kelas 3 SD.

Bahtera rumah tangga mereka mulai goyah ketika Aas mulai mengenal media sosial. Puncaknya lebaran tahun lalu Aas dijemput oleh seorang pria kenalannya di Facebook dan pergi tepat di malam Idul Fitri 2022.

“Ya diambil orang saja, Pak, bukan cerai. Sampai sekarang saya tidak pernah menjatuhkan talak. Sebenarnya sudah tiga kali ketahuan, puncaknya waktu lebaran itu,” katanya.

Rupanya Aas sudah berencana untuk meninggalkan keluarganya. Sebab sehari sebelumnya Dedi sempat mengajak Aas untuk mudik ke Purwakarta, namun ditolak bahkan sampai bertengkar. Hingga akhirnya hanya Dedi dan anak bungsunya yang mudik.

Sementara itu salah seorang anak Dedi mengatakan selingkuhan ibunya yang diketahui bernama Rudi asal Grogol, Jakarta itu datang sehari sebelum lebaran. Sang ibu membawa Rudi ke rumah salah satu anaknya yang berbeda desa dengan ayahnya. Bahkan Rudi sempat menginap di rumah tersebut.

Anaknya itu pun langsung mengabari sang ayah. Dedi yang sehari-hari bekerja serabutan itu tak bisa berbuat banyak untuk kembali pulang ke Tasikmalaya, dan akhirnya meminta tolong pada saudara Aas untuk mengurusi hal tersebut. Namun Dedi kaget karena pihak keluarga istrinya seolah membiarkan hal tersebut terjadi.

“Paginya lebaran laki-laki itu dijemput oleh istri saya. Katanya siang sempat jalan-jalan di Tasik, terus malamnya langsung pergi dan sampai sekarang gak ada kabar,” ujar Dedi.

Kejadian itu membuat Dedi tak mau lagi pulang ke Tasikmalaya. Ia pun memilih tinggal di kampung halamannya bersama dua orang anak dan satu menantunya.

Mendengar cerita itu Kang Dedi Mulyadi pun tak habis pikir ada seorang ibu yang tega berbuat seperti itu pada suami dan anak-anaknya. Terlebih itu terjadi pada momen Idul Fitri di mana semua keluarga berkumpul untuk merayakannya.

“Bagi saya itu kejadian yang gila, tidak masuk akal, apalagi sampai dilindungi sama saudaranya. Ini kaya dongeng, tapi beneran terjadi di dunia nyata,” ucap Kang Dedi.

Kang Dedi pun larut dalam kesedihan tak kala Dedi dan anak-anaknya menangis mengingat momen kepergian ibunya tersebut. “Ini sebuah cerita hidup yang sakit banget,” katanya.

Bahkan Kang Dedi tak hentinya memeluk sang anak bungsu yang menangis dan berharap bisa bertemu kembali dengan ibunya itu. Sang anak mengaku kangen dan ingin bertemu ibunya di momen lebaran tahun ini.

“Untuk Mamah Aas ini putrinya yang cantik ingin ketemu. Sekarang sudah mau lebaran lagi. Biarlah yang lalu berlalu, karena kalau suami ada mantannya tapi anak tidak ada mantan anak. Anak itu lebih berharga dari apapun. Karena orang itu berjuang demi anak bukan hanya untuk kebahagiaan dirinya,” ujar Kang Dedi Mulyadi.

Di momen haru itupun Kang Dedi memberikan sejumlah uang dan membawakan sejumlah kebutuhan pokok sebagai bekal puasa satu bulan ke depan. Tak hanya itu Dedi Mulyadi juga akan kembali mengajak sang anak bungsu untuk berbelanja pakaian lebaran. []