Sentimen
Negatif (66%)
2 Apr 2023 : 07.56
Informasi Tambahan

Institusi: Ponpes Tebuireng

Kab/Kota: Surabaya

Dari Tebuireng Jombang, Ketum PBNU Serukan Perlawanan Terhadap Politik Identitas

2 Apr 2023 : 14.56 Views 1

Beritajatim.com Beritajatim.com Jenis Media: Politik

Dari Tebuireng Jombang, Ketum PBNU Serukan Perlawanan Terhadap Politik Identitas

Jombang (beritajatim.com) – Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menyerukan perlawanan terhadap politik identitas. Yakni politik yang memperalat agama sebagai senjata untuk kepentingan politik. Pernyataan itu diungkapkan Gus Yahya usai memimpin Apel Nasional Hari Santri 2022 di PP (Pondok Pesantren) Tebuireng Jombang, Sabtu (22/10/2022).

“PBNU akan melawan semua upaya yang menggunakan politik identitas, yakni yang memperalat agama sebagai senjata kepentingan politik. Kami bukan hanya menentang politik identitas, tapi kami juga melawan politik identitas itu,” ujar Gus Yahya dengan suara geram.

Gus Yahya berharap pemilu 2024 berlangsung dalam nuansa demokrasi rasional. Bukan soal identitas primordial. Bukan memperalat agama. Termasuk tidak memperalat identitas NU. “Juga tidak memperalat tempat ibadah. Sekali lagi, semua itu akan kita lawan,” sambungnya.

Ketua Umum PBNU ini juga meminta kepada masyarakat untuk melek terhadap kandidat yang berintegritas dan mempunyai kemampuan dalam memimpin Indonesia. “Kita minta kepada para pemilih yakni masyarakat untuk mau berfikir tentang catatan-catatan dari para kandidat siapa yang lebih baik, bukan soal identitas yang memperalat agama,” bebernya.

Terlepas dari itu semua, mantan Jubir (juru bicara) Presiden Gus Dur ini menjelaskan bahwa PBNU sengaja memilih peringatan Hari Santri Nasional (HSN) di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang. Hal itu untuk mengapresiasi peran Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy’ari dalam melahirkan resolusi jihad.

“Peringatan hari santri tersebut di dasarkan pada resolusi jihad yang mana KH Hasyim Asy’ari telah mengeluarkan fatwa untuk melawan para penjajah. Fatwa itu dikeluarkan pada 22 Oktober 1945. Dengan dikeluarkannya fatwa untuk melakukan perlawanan terhadap penjajah dari KH Hasyim Asy’ari, sehingga pada 10 November 1945 pecahlan pertempuran Surabaya,” ujar Gus Yahya. [suf]

Sentimen: negatif (66.3%)