AKURAT.CO Figur calon wakil presiden (cawapres) tidak memengaruhi elektabilitas Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan. 

Riset yang dilakukan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menyimpulkan bahwa elektoral pada pilpres ditentukan oleh sosok capres bukan cawapres.

Pendiri SMRC, Saiful Mujani, mengungkapkan, Ganjar, Prabowo dan Anies selaku bakal capres yang paling kompetitif tak bisa berharap dampak elektoral dari figur cawapres. Alasannya, studi eksperimental SMRC terhadap sejumlah figur menunjukkan sosok capres masih menjadi magnet elektoral.

"Wakil tidak menentukan secara elektoral. Yang menentukan adalah yang nomor satu (capres)," katanya dalam bedah politik bertajuk "Cawapres Penting untuk Elektabilitas Capres" di Jakarta, Kamis (30/3/2023).

Hasil riset eksperimental tersebut sejalan dengan pengalaman pilpres langsung yang digelar sejak 2004. Pemenang pilpres yakni Susilo Bambang Yudhoyomo (SBY) dan Joko Widodo lebih mengandalkan kekuatan figur dirinya masing-masing sebagai capres, bukan dari wakilnya.

Riset terhadap sejumlah kandidat cawapres untuk Ganjar seperti Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto; Menteri BUMN, Erick Thohir; Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa; Menko Polhukam, Mahfud MD; dan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, menyimpulkan tidak ada satu nama pun yang mampu mengerek elektabilitas.

Sedangkan Ganjar Pranowo, jelas Saiful Mujani, mendapat dukungan mencapai 41 persen dalam variabel kontrol, apabila melawan Prabowo (29 persen) dan Anies (23 persen). Ganjar malah mengalami penurunan suara jika disandingkan dengan kandidat-kandidat seperti Airlangga Hartarto, Erick Thohir, Mahfud MD, Khofifah maupun Ridwan Kamil.

"Secara keseluruhan, semua nama yang dimasukkan sebagai calon wakil presiden dalam studi ini tidak membantu Ganjar jika dilihat dari sisi elektabilitas," katanya.

Menurut Saiful Mujani, Ganjar bisa memilih kandidat cawapres dari nama-nama tersebut dengan pertimbangan kompetensi atau kepemimpinan. Bukan faktor elektabilitas.

Situasi serupa juga terjadi pada Prabowo Subianto. Kandidat seperti Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar, Airlangga Hartarto, Khofifah, Mahfud MD, dan Ketua DPR, Puan Maharani, tidak membawa dampak signifikan dalam elektoral Prabowo sebagai capres.

Posisi Anies Baswedan pun demikian. Kandidat seperti Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono; mantan Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan; mantan Panglima TNI, Andika Perkasa; dan Khofifah tidak membantu peningkatan elektabilitasnya.

"Semua nama tadi yang diharapkan bisa mendongkrak elektabilitas Anies untuk mengalahkan Ganjar dan Prabowo tidak bisa membantu," demikian Saiful Mujani.