Jakarta, CNBC Indonesia - Jenderal Amerika Serikat (AS) Mark Milley, memberi fakta baru soal perang Rusia dan Ukraina. Bahkan ia memberi kemungkinan perang segera berakhir.

Hal ini diutarakannya salam sambutan di Economic Club of New York, Rabu waktu setempat. Kala itu Milley menyinggung sebanyak 100 ribu tentara Rusia telah menjadi korban tewas dan luka selama perang di Ukraina. m

Ia menyebutkan bahwa angka itu merupakan yang terbesar sejak perang antara Moskow dan Kyiv berlangsung pada delapan bulan lalu. Dengan jumlah ini, ia menyebut ada peluang untuk pembicaraan tentang mengakhiri perang.

-

-

"Kami melihat lebih dari 100.000 tentara Rusia tewas dan terluka. Harus ada pengakuan bersama bahwa kemenangan militer mungkin dalam arti sebenarnya mungkin tidak dapat dicapai melalui cara militer, dan oleh karena itu Anda perlu beralih ke cara lain," kata Milley dikutip AFP, Kamis (10/11/2022).

"Ada ... peluang di sini, jendela peluang untuk negosiasi," tegasnya.

Komentar Milley muncul setelah Rusia memerintahkan pasukannya untuk mundur dari kota Kherson di Ukraina Selatan. Kota ini merupakan salah satu daerah kunci yang didapatkan Rusia melalui Referendum.

Ukraina sendiri mendapatkan kekuatan tambahan dari persenjataan yang didapatkan dari negara-negara Barat seperti Amerika Serikat (AS) dan Inggris. Salah satu rudal yang diberikan AS, HIMARS, bahkan disebut berhasil membantu Kyiv untuk merebut kembali wilayah di sekitar Kherson.

Meski pejabat Barat mengatakan mundurnya pasukan itu adalah bukti bahwa Moskow memiliki 'masalah nyata' di medan perang, otoritas di Kyiv menuding bahwa Rusia masih memiliki sesuatu yang mengancam. Pasalnya, tidak mungkin Negeri Beruang Putih meninggalkan kota strategis itu tanpa perlawanan.

Selain di Kherson, militer Rusia juga telah mengeluhkan kekalahan yang hebat di wilayah Donetsk, Ukraina Timur. Disebutkan bahkan 300 pasukan elit Moskow yang tergabung dalam Brigade ke-155 Marinir Armada Pasifik Rusia telah tewas dalam perang di wilayah itu.

-