Sentimen
Positif (98%)
30 Mar 2023 : 17.31
Informasi Tambahan

Event: Liga Europa, Asian Games, Piala Dunia U-20 2021

Kab/Kota: Doha

Partai Terkait

Batal jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20, RI Kehilangan Momentum Bangun Industri Olahraga

iNews.id iNews.id Jenis Media: Nasional

30 Mar 2023 : 17.31
Batal jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20, RI Kehilangan Momentum Bangun Industri Olahraga

loading...

Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) yang sedianya akan menjadi salah satu venue perhelatan Piala Dunia U-20. Foto/MPI/Aldhi Chandra

JAKARTA - Ajang akbar Piala Dunia U-20 2023 batal digelar di Indonesia usai FIFA secara resmi mencoret Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023, Rabu (29/3) malam WIB.

FIFA menyampaikan kabar tersebut usai Presiden FIFA Gianni Infantino melakukan pertemuan dengan Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir di Doha, Qatar.

Keputusan pahit tersebut tentunya memberikan dampak besar mengingat pemerintah Indonesia bersama stakehoders terkait sudahall out menyiapkan diri sebagai tuan rumah.

Belum lagi antusiasme para penggemar sepakbola dan masyarakat untuk menyaksikan laga bergengsi sepakbola dunia di Tanah Air.

Dengan dicoretnya Indonesia dari tuan rumah Piala Dunia U-20, Indonesia kehilangan momentum untuk membangun industri olahraga.

“Ini akan mempengaruhi pengembangan sepakbola nasional, yang pada akhirnya berdampak ke ekonomi,” ujar Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah kepada MNC Portal Indonesia (MPI), dikutip Kamis (30/3/2023).

Pembatalan sebagai tuan rumah tentunya juga akan berdampak pada sektor pariwisata Indonesia. Pasalnya, setiap perhelatan olahraga internasional khususnya sepakbola selalu menyedot kedatangan tamu-tamu internasional, seperti kontingen, penggemar dan jurnalis.

“Tentu berdampak, kita bisa lihat dari event Asian Games 2018, bagaimana acara tersebut menggerakan perekonomian nasional,” paparnya.

Piter menambahkan, industri olahraga mencakup banyak hal, seperti industri alat olahraga, manajemen olahraga, turnamen, sponsor dan sebagainya. Menurut dia, selama ini Indonesia belum memperhatikan industri olahraga. Padahal, perputaran uangnya sangat besar.

Hal ini sesuai dengan Laporan Tahunan Deloitte 2019/2020 yang menyebutkan Liga Eropa memiliki pendapatan keseluruhan sebesar 25,2 miliar euro atau setara dengan Rp411,69 triliun (asumsi kurs Rp16.337).

Sentimen: positif (98.8%)