Emak-Emak Rusia Ngamuk dan Ancam Putin, Ada Apa?
CNBCindonesia.com Jenis Media: News
Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa keluarga tentara Rusia yang ditugaskan ke Ukraina dalam perintah mobilisasi militer meminta agar suami dan putranya ditarik kembali. Hal ini dikarenakan masuknya sejumlah laporan terkait korban luka dari serangan itu.
Pada Rabu, (9/11/2022), lebih dari 20 kerabat pria Rusia, yang direkrut untuk berperang di Ukraina, pergi ke sebuah unit militer di kota Valuyki di Belgorod yang terletak dekat perbatasan dengan Ukraina. Mereka menuntut jawaban atas apa yang terjadi pada suaminya.
Dalam sebuah video di Telegram, terlihat seorang wanita yang mengancam akan pergi ke garis depan di Ukraina untuk mengambil kembali suaminya. Ia juga mengatakan akan memecahkan fokus tentara Rusia bila keinginannya tidak dikabulkan.
"Saya siap mencabik-cabik mereka. Mereka harus melakukan sesuatu, mereka harus membuat keputusan, mereka harus mengeluarkan mereka dari sana. Kami ingin mereka dibawa keluar karena banyak yang terluka," ujar wanita itu kepada kantor berita Verstka yang dikutip Newsweek, Jumat (11/11/2022).
Kejadian ini terjadi setelah Moskow memutuskan untuk menarik pasukannya dari wilayah Kherson. Mereka terus menuntut pengembalian suami mereka kepada yang diduga seorang administrator Rusia.
"Istri tentara yang dimobilisasi dari Kursk terjebak dalam pertengkaran dengan pemerintah kota. Orang-orang itu dikirim ke garis depan, unit mereka dihancurkan sepotong demi sepotong, sehingga beberapa mundur ke Starobilsk. Perhatikan bahasa yang digunakan oleh perwakilan administrasi," kata salah seorang dari lembaga WarTranslated, Dmitri.
Kantor berita berbahasa Rusia yang berbasis di Latvia, Meduza, juga melaporkan pada hari Kamis bahwa kerabat pria Rusia terus mendesak agar saudaranya dikembalikan. Pasalnya, mereka tidak mendapatkan pelatihan yang cukup untuk berperang.
"Orang-orang itu terjebak dalam perangkap api, mereka dibunuh oleh musuh dan tentara Rusia kami," kata para wanita itu seraya meminta pihak berwenang Rusia untuk membawa pulang suami dan putra mereka.
Rusia sendiri dilaporkan telah mengalami kekalahan cukup besar dalam perangnya di Ukraina. Ini ditandai oleh mundurnya Moskow dari dua kota penting di negara itu yakni Lyman dan Kherson.
Jenderal Amerika Serikat (AS) Mark Milley memaparkan bahwa hingga saat ini ada 100 ribu pasukan Rusia yang tewas atau terluka di Ukraina. Ini, menurutnya, akan membuka jalur negosiasi perang lantaran kekalahan Moskow yang begitu besar.
Selain itu, militer Rusia juga telah mengeluhkan kekalahan yang hebat di wilayah Donetsk, Ukraina Timur. Disebutkan bahkan 300 pasukan elit Moskow yang tergabung dalam Brigade ke-155 Marinir Armada Pasifik Rusia telah tewas dalam perang di area itu.
[-]
-
Pasukan Putin Mulai Melemah di Ukraina, Ini Bukti Terbarunya(luc/luc)
Sentimen: negatif (99.9%)