Sentimen
Informasi Tambahan
Agama: Islam
Event: Ramadhan
Institusi: MUI
Kasus: covid-19
Tokoh Terkait
Saran Ketua Umum MUI ke Jokowi, Cabut Larangan Buka Puasa Bersama Bikin Gaduh Ramadan saja
Pojoksatu.id Jenis Media: Nasional
POJOKSATU.id – Ketua Umum MUI (Majelis Ulama Indonesia) KH Cholil Nafis menyarankan larangan buka puasa bersama atau larangan bukber dicabut saja.
Pasalnya, larangan buka puasa bersama atau larangan bukber itu malah hanya akan membuat gaduh di tengah pelaksaaan ibadah Ramadan 2023 atau Ramadan 1444 hijriyah.
KH Cholil Nafis menilai, alasan larangan buka puasa bersama atau larangan bukber atas dasar penularan dan penyebaran Covid-19 sungguh tak masuk akal.
Sebab, penularan Covid-19 pun sejatinya bisa diantisipasi.
Apalagi saat ini pandemi Covid-19 tengah dalam masa transisi dari pandemi ke endemi.
Pernyataan itu disampaiakan KH Cholil Nafis melalui akun media sosialnya sebagaimana dikutip pojoksatu.id, Jumat (24/3/2/2023).
Beda dengan Pejabat, Kemenkes Bolehkan Masyarakat Bukber Puasa
Pelarangan acara buka puasa bersama meskipun hanya untuk instansi kurang tepat dan tak sesuai dengan tradisi keagamaan kita,” tegasnya.
Cholil Nafis mengaku dirinya sudah menerima penjelasan dari Menteri Sekretaris Kabinet Pramono Anung melalui sebuah video.
Dijelaskan bahwa larangan bukber itu dilakukan selain soal Covid-19, juga agar instansi/lembaga/pejabat negara hidup sederhana.
“Lah? yang bener itu karena covid atau foya-foya Pak?” heran dia.
Jika alasan itu yang jadi dasar larangan bukber, KH Cholil Nafis justru mempertanyakan.
Muhammadiyah tak Masalah Pejabat Negara Bukber, Bertentangan dengan Perintah Jokowi
Sebab, jika dibanding dengan kegiatan konser live musik, bukber jauh lebih terkendali dan tidak mendatangkan jumlah massa besar.
“Setahu saya buka puasa bersama itu sederhana aja tak samp ai berlebihan seperti konser,” sindirnya.
Larangan bukber bikin gaduh Ramadan
Atas berbagai pertimbangan tersebut, Ketua MUI KH Cholil Nafis menyarankan agar Presiden Jokowi mencabut saja larangan bukber yang sudah dibuat itu.
Jika tidak, larangan buka puasa bersam atau bukber itu berpotensi menimbulkan gaduh di tengah pelaksanaan ibadah Ramadan 2023 atau Ramadan 1444 hijriyah.
DPR Ingatkan Pejabat Negara harus Taati Instruksi Jokowi Larang Bukber
“Baiknya surat arahan Pak Presiden yang melarang buka puasa bersama itu dicabut aja agar tak terus gaduh di bulan Ramadhan,” saran dia.
Apapun alasannya, baik soal Covid-19 atau soal hidup sederhana, menurutnya sama-sama tak masuk akal dijadikan alasan larangan bukber.
Terlebih, larangan bukber itu dilakukan di momen yang sangat tidak tepat seperti Ramadan 2023 yang bisa lebih leluasa ketimbang saat pandemi Covid-19 lalu.
“Sebab melarang buka puasa bersama dengan alasan demi hidup sederhana apalagi karena Covid sungguh tidak realistis dan tak menemukan momentumnya,” tegas dia.
Ia menegaskan, dalam setiap pelaksanaan buka puasa bersama atau bukber, selalu dilakukan dengan sederhana.
Presiden Minta Buka Puasa Bersama Pejabat Ditiadakan, Ini 4 Alasannya
Jauh berbeda dengan gelaran konser musik yang jelas-jelas mendatangkan jumlah massa yang besar dan pastinya jauh dari protokol kesehatan.
“Buka puasa itu sederhana,” ingat KH Cholil Nafis.
Bukber budaya tradisi
KH Cholil Nafis juga menyatakan, bukber bisa diikuti bukan saja olah orang muslim, tetapi juga orang nonmuslim yang tidak menjalankan puasa sekalipun.
Selain itu, bukber juga menjadi ajang silaturahmi dan menjalin kebersamasan.
Menurut KH Cholil Nafis, Ramadan 2023 atau Ramadan 1444 Hijriyah jadi semakin semarak pasca pandemi Covid-19.
Presiden Larang Buka Puasa Bersama, Gubernur Sumut: Konser Musik Sudah Diperbolehkan
“Budaya buka puasa bersama adalah momentum silturrahim, konsolidasi dan kebersamaan, bahkan yang tak puasa pun ikut berbuka,” tulisnya.
Ketua MUI KH Cholil Nafis juga menyebut bahwa bukber sejatinya sudah menjadi budaya Indonesia setiap datangnya Ramadan.
“Tradisi yang dibalut dengan acara keagamaan yang khas Indonesia. Acara kumpul-kumpul selama Ramadhan terasa lebih menyenangkan,” sambungnya.
Karena itu, ia menilai buka puasa bersama itu adalah hal yang baik.
“Tak beda dengan kumpul-kumpul kondangan, pertemuan dengan pendukung dan konsolidasi,” tuturnya.
Penulis: Guruh
Sentimen: negatif (100%)