Sentimen
Informasi Tambahan
Agama: Islam
Kab/Kota: Madinah, Mekah
Kisah Zaid bin Haritsah, Budak yang Namanya Tercatat dalam Alquran
Pojoksatu.id Jenis Media: Nasional
POJOKSATU.id, ZAID bin Haritsah merupakan salah seorang pemeluk Islam paling awal dari kalangan bekas budak Nabi Muhammad SAW, yang kemudian dijadikan anak angkat Nabi Muhammad.
Zaid bin Haritsah juga menjadi satu-satunya sahabat Nabi yang disebutkan namanya dengan jelas dalam Alquran dalam surat Al-Ahzab Ayat 34.
Dalam perjalanan masa kecilnya, ia pernah diculik dan ditawan oleh satu kabilah yang menyerang desa Bani Ma’n tempat ia tinggal. Lantaran pada saat itu merupakan masa perbudakan para tawanan dijual sebagai budak di pasar Ukadz.
Di sana, Zaid kecil dibeli oleh Hakim bin Hizam, yang kemudian dihadiahkan untuk bibinya, Khadijah, kemudian menghadiahkan Zaid kepada sang suami, Rasulullah, untuk dimerdekakan hingga diangkat sebagai anak.
Kabar Zaid diadopsi Rasulullah membuat seluruh Mekah mengenalnya dengan nama Zaid bin Muhammad.
Dari peristiwa tersebut, Allah kemudian menurunkan wahyu berupa Surat Al-Ahzab ayat 40.
Artinya: “Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”
- Sejarah Adzan dan Kisah Bilal bin Rabah yang Jadi Muadzin Pertama
- Kisah Nabi Uzair yang Dihidupkan Allah Kedua Kalinya Setelah Dicabut Nyawanya 100 Tahun
Hingga nama Zaid kembali dipanggil dengan nama pertamanya, Zaid bin Haritsah.
Zaid merupakan orang kedua yang memeluk Islam setelah Istri Rasulullah Siti Khadijah.
Rasulullah sangat menyayangi Zaid lantaran loyalitas, kebesaran jiwa, serta menjaga hati, lidah, dan tangannya.
Hal tersebut dibuktikan melalui Hadist dari Sayyidah Aisyah “Rasulullah sama sekali tidak pernah mengirim Zaid bin Haritsah dalam sebuah peperangan, kecuali dengan menunjuknya sebagai komandan pasukan. Andai ia masih hidup sepeninggal Rasulullah, pastilah beliau mengangkatnya sebagai khalifah.”
Zaid menjadi sahabat dan setia mendampingi Nabi Muhammad. Ia ikut dalam peristiwa hijrah ke Madinah hingga dalam pertempuran.
Hingga suatu hari terjadilah Perang Mu’tah antara pasukan muslim dengan tentara Kekaisaran Romawi Timur (Bizantium).
Rasulullah memutuskan mendahului penyerangan dan mengutus tiga orang saleh termasuk Zaid bin Haritsah untuk memimpin Perang Mu’tah.
“Rasulullah membagi pasukan dan memberi komando: Kalian dipimpin oleh Zaid bin Haritsah. Jika Zaid terbunuh, sebagai penggantinya Jafar bin Abi Thalib dan jika Jafar terbunuh, Abdullah bin Rawahah yang akan menggantikan selanjutnya”. Ini berdasarkan tulisan Khalid Muhammad Khalid dalam bukunya Biografi 60 Sahabat Rasulullah SAW tentang Zaid bin Haritsah, Pemilik Cinta yang Tiada Duanya.
Zaid ditunjuk dan diposisikan sebagai pemimpin pertama yang menggambarkan kedekatannya dengan Rasulullah.
Selain itu, peperangan tersebut menegaskan bahwa Islam adalah agama yang datang untuk menghapus diskriminasi dan mengutamakan prinsip humanis pada hubungan antar manusia.
Dalam peristiwa itu pula, kaum muslimin kalah jumlah dengan tentara Romawi yang begitu besar sekitar 200 ribu prajurit. Namun pasukan yang dikomandoi Zaid bin Haritsah tetap maju meski akhirnya ia gugur dalam perang. (ninda agustina/nina/pojoksatu)
Sentimen: negatif (66.6%)