INDOZONE.ID - Sehari menjelang Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1945 yang jatuh pada Rabu (22/3/2023), umat Hindu di Magelang menggelar pawai ogoh-ogoh. Pawai ogoh-ogoh dalam perayaan Nyepi dipercaya memiliki makna upaya memusnahkan kejahatan dalam diri manusia.

Menurut informasi yang dihimpun Z Creators, Ogoh-ogoh merupakan karya seni patung yang diarak keliling menjelang Hari Raya Nyepi. Pawai ogoh-ogoh di Magelang berlangsung cukup meriah dan menarik perhatian warga Magelang.

Pawai ogoh-ogoh di Magelang dipercaya bertujuan untuk menetralisir dari roh-roh jahat supaya tidak mengganggu umat manusia. Selain itu, pawai ogoh-ogoh ini juga bertujuan untuk memperkenalkan seni dan budaya umat Hindu ke masyarakat Magelang.

Pawai ogoh-ogoh di Magelang mulai start dari Artos Mall pukul 15:30 WIB, sampai di Pura Wira Buana Magelang sekitar pukul 16:00 WIB.

BACA JUGA: Review Film The Witch: Part 1 The Subversion, Anak-anak Dijadikan Bahan Percobaan!

Para peserta pawai ogoh-ogoh mengenakan busana khas umat Hindu dengan berjalan kaki menempuh jarak sekitar 1,4 km. Masyarakat Magelang terlihat sangat antusias menyaksikan pawai ogoh-ogoh yang hanya dilaksankan setahun sekali ini.

Di sepanjang jalan rute yang dilalui oleh rombongan ogoh-ogoh dipenuhi oleh warga yang penasaran dengan pertunjukan ogoh-ogoh. Tahun ini terdapat dua ogoh-ogoh yang diarak yaitu ogoh-ogoh berbentuk Bhuta Kala dan Hanoman.

Bhuta Kala digambarkan sebagai sosok makhluk jahat dengan wajah menyeramkan, galak dan muncul sebagai makhluk penggoda. Sementara itu, Hanoman merupakan perwujudan dari Kera Putih yang sakti mandraguna dan memiliki sifat yang setia.

Pada hari sebelumnya, Minggu, 19 Maret 2023 umat Hindu di Magelang mengadakan upacara Melasti di sumber mata air Tuk Mas, Desa Lebak, Kecamatan Grabah, Kabupaten Magelang.

Upacara Melasti memiliki makna pembersihan atau penyucian bhuana agung (alam semesta) dan bhuana alit (alam kecil berupa tubuh manusia, hewan, dan tumbuhan). Upacara Melasti biasanya dilakukan di danau atau laut, namun mengingat Magelang jauh dari laut, maka pelaksanaan prosesi ibadah ini dilaksanakan di sumber mata air Tuk Mas.

Sumber mata air Tuk Mas merupakan peninggalan Kerajaan Kalingga Pertama pada abad 6 hingga 7 masehi. Di sumber mata air Tuk Mas juga ditemukan sebuah prasasti paling tua di Jawa Tengah dengan huruf Palawa dan berbahasa Sansekerta.

Disebutkan dalam prasasti Tuk Mas bahwa sumber air yang mengalir di Lereng Merbabu ini merupakan sumber air yang mensucikan dan keramat seperti sungai Gangga di India.

BACA JUGA: Kue Kipo, si Kecil dari Kotagede Jogja yang Rasanya Nagih Tapi Mulai Langka

Artikel Menarik Lainnya:

Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone.Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini