Sentimen
Negatif (99%)
21 Mar 2023 : 20.00
Informasi Tambahan

BUMN: Garuda Indonesia

Kab/Kota: Tanah Abang

Kasus: korupsi

Duduk Perkara Rakyat Bisa Digaji Rp 20 Juta/Bulan Bila Tak Ada Korupsi

21 Mar 2023 : 20.00 Views 1

Detik.com Detik.com Jenis Media: Metropolitan

Duduk Perkara Rakyat Bisa Digaji Rp 20 Juta/Bulan Bila Tak Ada Korupsi

Jakarta -

Menko Polhukam Mahfud Md menyebut tiap warga Indonesia bisa mendapat uang Rp 20 juta jika celah korupsi dihapus. Ucapan Mahfud ini mengutip ucapan mantan Ketua KPK Abraham Samad pada tahun 2013.

Pernyataan ini bermula saat Mahfud Md mengenang ucapan mantan Ketua KPK Abraham Samad tentang celah lebar korupsi di bidang pertambangan.

-

-

Samad kala itu menyebutkan, bila celah korupsi itu bisa ditutup, kekayaan negara akan melimpah sampai mengalir ke warga negaranya.

"Ada informasi dari PPATK waktu itu Abraham Samad mengatakan, kalau saja di dunia pertambangan ini kita bisa menghapus celah-celah korupsi, setiap kepala orang Indonesia itu setiap bulan akan mendapatkan uang Rp 20 juta tanpa kerja apa pun, termasuk anak kecil," ucap Mahfud, Selasa (21/3/2023).

"Rp 20 juta setiap bulan gratis dari negara," imbuh Mahfud.

Menkopolhukam Mahfud MD (Foto: Grandyos Zafna)

Hal itu disampaikan Mahfud dalam sambutannya di sarasehan tentang 'Isu Strategis dengan Tema Sinkronisasi Tata Kelola Pertambangan Mineral Utama Perspektif Politik, Hukum dan Keamanan' di Hotel Grand Sahid, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Mahfud menyampaikan hal tersebut sebagai gambaran seberapa gilanya dampak korupsi.

"Itu Abraham Samad (yang menyampaikan). Oleh sebab itu, jejak digitalnya masih ada. Saudara bayangkan, berapa besar korupsi dunia pertambangan ini sejak saat itu dan sejak sebelumnya mengapa kita melakukan reformasi," kata Mahfud.

Gambaran itu disebut Mahfud terkait celah korupsi di pertambangan. Mahfud mengajak publik membayangkan bila celah korupsi di bidang lain turut ditutup.

"Nah, itu pertambangan. Belum kehutanan, belum perikanan, belum pertanian, apa lagi? Gilanya korupsi di negara kita ini," kata dia.

"Sehingga saya katakan. Sekarang Saudara noleh ke mana saja ada korupsi, kok. Noleh nih ke hutan, ada korupsi di hutan, noleh ke udara, ke pesawat udara, ada korupsi di Garuda, asuransi ada asuransi, koperasi korupsi, semuanya korupsi. Nah, ini sebenarnya mengapa dulu kita melakukan reformasi," imbuh Mahfud.

Sentimen: negatif (99.2%)