Sentimen
Informasi Tambahan
Grup Musik: APRIL
Kab/Kota: Gunung
Tokoh Terkait
Indonesia lebih sering dilanda cuaca ekstrem
Alinea.id Jenis Media: News
Kondisi ini dipicu oleh tren pemanasan global yang diamplifikasi oleh anomali iklim El-Nino. Ini, antara lain, membuat salju abadi di Puncak Jaya, Papua, lebih cepat mencair. Semula, luasan salju abadi sekitar 200 km persegi, kini tersisa 2 km persegi atau tinggal 1%. Salju dan es abadi di Puncak Jaya merupakan keunikan yang dimiliki Indonesia karena wilayah Nusantara beriklim tropis.
Akibat perubahan iklim, jelas Dwikorita, kejadian ekstrem lebih sering terjadi. Terutama kekeringan dan banjir. Jika semula rentang waktu kejadian berkisar 50-100 tahun, kini rentang waktu semakin pendek atau frekuensinya kian sering terjadi dengan intensitas yang lebih tinggi atau durasi yang semakin panjang.
Ia mencontohkan kemunculan siklon tropis Seroja yang berujung banjir bandang dan longsor di Nusa Tenggara Timur (NTT), April 2021. Fenomena siklon bisa dikatakan sangat jarang terjadi terbentuk di wilayah tropis seperti Indonesia.
"Selama 10 tahun terakhir kejadian siklon tropis semakin sering terjadi," papar dia.
Sementara, Pelaksana tugas Deputi Bidang Klimatologi BMKG Dodo Gunawan mengatakan, dampak perubahan iklim tidak sebatas cuaca ekstrem, mencairnya salju di gunung, krisis air bersih atau meningkatnya wabah penyakit. Lebih dari itu, perubahan iklim membawa kerugian ekonomi dan juga politik.
"Intensitas bencana alam akan semakin sering terjadi. Sedangkan bencana alam erat kaitannya dengan kemiskinan. Tidak sedikit rumah tangga yang jatuh ke lingkaran kemiskinan akibat bencana alam. Apabila kondisi ini dibiarkan, bukan tidak mungkin tujuan mencapai Indonesia bebas dari kemiskinan semakin jauh," ujarnya.
Dodo mengungkapkan, tidak ada satupun negara yang aman dari efek percepatan perubahan iklim. Maka dari itu, Indonesia harus melakukan berbagai aksi mitigasi dan adaptasi secara komprehensif dan terukur guna menahan laju perubahan iklim.
"Mitigasi dan adaptasi ini menjadi urusan bersama. Tidak hanya pemerintah, namun juga semua sektor harus terlibat mulai dari swasta dan dunia usaha, akademisi, pers/media, organisasi masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, dan masyarakat umum. Semua harus terlibat tanpa terkecuali," kata Dodo.
Sentimen: negatif (99.4%)