Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: bandung, Cirebon
Tokoh Terkait
Ridwan Kamil harus Faham Makna ‘Maneh’, Setiap Daerah Itu Ada Perbedaan Maknanya
Pojoksatu.id Jenis Media: Nasional
POJOKSATU.id, JAKARTA – Ridwan Kamil harus Faham Makna ‘Maneh’, Setiap Daerah Itu Ada Perbedaan Maknanya
Ketua Dewan Pakar Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Retno Listyarti menyesalkan sikap Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
BACA: Ridwan Kamil Baperan Dipanggil Maneh, Bandingkan dengan Jokowi Dicaci Maki tetap Santuy
Ia menilai, Ridwan Kamil terlalu berlebihan menanggapi kritik yang dituliskan guru honorer asal Cirebon, Muhammad Sabil Fadilah.
Kritik itu dilontarkan guru honorer Sabil Fadilah melalui kolom komentar salah satu unggahan Instagram sang gubernur.
Menurut Retno, harusnya Ridwan Kamil memahami terlebih dulu kritikan dengan penyebutan ‘maneh’ itu,
“Selain itu, rasanya kurang adil ketika kita tidak hati-hati dalam menilai kata ‘maneh’,” ujar Retno kepada pojoksatu.id, Senin (20/3/2023).
BACA: Usai Pemecatan Guru Honorer Sabil Fadilah, Ridwan Kamil Disarankan tak Alergi Kritik
Menurutnya, meski Cirebon termasuk Jawa Barat, bukan berarti makna ‘maneh’ sepenuhnya sama di semua daerah di Jabar.
“Mengingat ada strata atau perbedaan makna maneh di setiap daerah,” sambung mantan Komisioner KPAI ini.
Retno menuturkan, ada strata bahasa ‘maneh’ di setiap daerah. Misalnya di daerah Bandung penyebutan ‘maneh’ itu terbilang kasar.
“Mungkin untuk wilayah Bandung hal tersebut dianggap kata ganti orang kedua yang dianggap kasar,” terangnya.
Namun berbeda halnya di daerah Cirebon justru ‘maneh’ itu seperti bahasa pergaulan sehari-hari alias bukan katagori bahasa kasar.
BACA: Guru Itu Pahlawan Tanpa Jasa, Tak Elok Guru Honorer Sabil Fadilah Dipecat cuma Gegara Kritik Ridwan Kamil
“Bagi wilayah pantura seperti Cirebon, kata ‘maneh’ merupakan kata biasa dalam bahasa pergaulan sehari-hari dan bukan kata yang kasar,” tegasnya.
Karena itu, Rento menyarankan Ridwan Kamil sebagai seorang pemimpin harus bijak menanggapi setiap kritikan yang dialamatkan kepada dirinya.
“Jadi, perlu bijak juga menilai. Apalagi si guru memang berdomisili di Cirebon,” tandasnya. (Firdausi/pojoksatu)
Sentimen: positif (86.5%)