Sentimen
Negatif (79%)
21 Mar 2023 : 09.23
Informasi Tambahan

Kasus: covid-19

IDAI Ungkap TBC Lebih Berbahaya hingga Harus Dilacak seperti COVID-19

21 Mar 2023 : 09.23 Views 1

Indozone.id Indozone.id Jenis Media: News

IDAI Ungkap TBC Lebih Berbahaya hingga Harus Dilacak seperti COVID-19

INDOZONE.ID - Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Respirologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Rina Triasih mengungkapkan, penyebaran penyakit menular tuberculosis (TBC), perlu dilacak (tracing), sama seperti COVID-19.

Ini karena TBC lebih mengkhawatirkan, mengingat gejala orang yang terjangkit tidak akan muncul dalam waktu singkat, seperti COVID-19 yang bisa dideteksi dalam hitungan hari, atau paling lama dua minggu,

"Kontak tracing khusus TBC itu sudah ada sejak 2006 tapi masih tidak dilakukan dengan baik," ujar Rina pada konferensi pers yang disiarkan secara daring, Senin (20/3).

Baca juga: Gawat! Kasus TBC Anak Naik 200 Persen, Indonesia Peringkat Kedua Terbanyak di Dunia

Dia menjelaskan, gejala TBC bagi seseorang yang terjangkit baru akan muncul dua tahun kemudian. Di sebagian besar kasus, gejala akan muncul dalam periode satu tahun.

"Sehingga kalau kita kontak dengan pasien TBC tidak akan ada gejala dalam waktu dekat, akan terlihat sehat, sehingga ini perlu kita waspadai," bebernya.

Di tahun 2021, tercatat 969 pasien TBC di Indonesia. Namun, Rina menyebut capaian utama program TBC Nasional seperti indikator penemuan dan pengobatan pada TB sensitif obat (SO) maupun TB resisten obat (RO) masih di bawah target.

"Yang sudah terdata masuk pada program TBC Nasional itu baru sekitar 46 persennya, artinya, masih ada 54 persen kasus ini yang hilang, tidak terdeteksi," kata Rina.

Ilustrasi orang terkena penyakit TBC (Freepik/8photo)

Sementara kabar baiknya, di tahun 2022 kata Rina, kasus hilang itu menurun hingga tersisas 25 persen. Meski begitu, kasus TBC pada anak di tahun lalu meningkat hingga 88.000 kasus.

"Apakah pelonjakan ini akibat pandemi mereka banyak di rumah jadi tidak berobat, bisa jadi daya tahan anak-anak yang semakin rendah, atau memang tracing-nya yang semakin gencar? Ini masih harus dievaluasi,” imbuhnya.

Baca juga: Jumlah Penderita Penyakit TBC Naik di Tahun 2022, Begini Gejalanya

Itu sebabnya, Rina mengingatkan masyarakat untuk tidak menyepelekan TBC, selain terus melakukan pelacakan lebih masif bagi pemerintah dan berbagai fasilitas kesehatan.

Lebih lanjut Rina mengimbau masyarakat untuk segera melakukan vaksin khusus TBC untuk menekan angka kasus kejadian.

"Apakah TBC bisa dicegah? Bisa, karena TBC sudah ada vaksinnya, tidak untuk anak dan remaja saja tapi juga dewasa. Obat ini disediakan gratis dari pemerintah," pungkasnya.

Sama seperti negara-negara lain, hingga saat ini Indonesia masih berusaha untuk mencapai target bebas TBC pada tahun 2030.

Artikel Menarik Lainnya:

Sentimen: negatif (79.8%)