Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Washington, Seoul, Pyongyang
Tokoh Terkait
Dengar Nih Ancaman Kim Jong Un Soal Luncurkan Serangan Nuklir: Kapan Saja Siap Senin, 20/03/2023, 08:00 WIB
Wartaekonomi.co.id Jenis Media: News
Warta Ekonomi, Pyongyang, Korea Utara -
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menyerukan negaranya untuk siap melakukan serangan nuklir kapan saja untuk mencegah perang.
Menurut laporan media milik pemerintah KCNA, Kim menyatakan, Amerika Serikat dan Korea Selatan memperluas latihan militer bersama yang melibatkan aset nuklir AS.
Baca Juga: Wow! Data yang Dikantongi Kim Jong Un Bilang Ada 800.000 Orang Korea Utara Siap Perang dengan Amerika
Pernyataan Kim disampaikan ketika negara yang terisolasi itu melakukan latihan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan serangan nuklir taktis. Kegiatan ini dilakukan dalam pencegahan perang untuk mengirim peringatan keras terhadap kedua negara yang bersekutu itu.
Dalam latihan tersebut, dikerahkan sebuah rudal balistik yang dilengkapi dengan hulu ledak nuklir tiruan. Benda itu terbang sejauh 800 km sebelum mencapai target di ketinggian 800 meter di bawah skenario serangan nuklir taktis.
Korsel dan Jepang melaporkan peluncuran rudal balistik jarak pendek Korut di lepas pantai timur pada Minggu (19/3/2023). Uji coba ini yang terbaru dari serangkaian uji coba rudal dalam beberapa pekan terakhir.
Pyongyang bereaksi keras terhadap latihan militer gabungan antara Seoul dan Washington. Korut menyebutnya sebagai latihan untuk invasi terhadapnya. Sekutu telah melakukan latihan tahunan mereka sejak awal bulan ini.
Selain melakukan latihan uji coba rudal, laporan KCNA menyatakan, lebih dari 1,4 juta warga Korut telah secara sukarela bergabung atau mendaftar kembali di militer untuk berperang melawan Seoul dan Washington.
Jumlah ini telah naik dari sekitar 800 ribu orang yang dua hari sebelumnya dilaporkan oleh surat kabar milik negara.
Baca Juga: Kenapa Orang Ekstrovert Lebih Mudah Sukses di Dunia Kerja?
Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Warta Ekonomi dengan Republika.
Editor: Muhammad Syahrianto
Sentimen: negatif (66.6%)