Pemilu Ajang Cari Wakil Rakyat Bernurani
Akurat.co Jenis Media: News
AKURAT.CO Pemilu 2024 merupakan ajang kontestasi untuk mencari wakil rakyat yang memiliki nurani dan berparadigma etis.
Demikian disampaikan Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR, Adang Daradjatun, dalam pembukaan Seminar MKD DPR bertema "Menyongsong Kontestasi Demokrasi; Mencari Wakil Rakyat yang Bervisi, Bernurani dan Berparadigma Etis" di Jakarta, Jumat (17/3/2023).
"Kiranya Pemilu 2004 merupakan ajang mencari wakil rakyat yang bernurani dan berparadigma etis," katanya.
baca juga:
Menurut Adang, wakil rakyat bukan sekadar jabatan belaka, namun dalam konteks paradigma etis terkandung pula nilai-nilai di dalamnya.
"Tapi juga dibaluti visi-misi dan nurani, mereka yang terpilih diharapkan sekaligus menjadi figur dengan sekujur tubuh yang merakyat serta perilaku etis yang menunjukkan bahwa mereka terhubung dan berbicara tentang rakyat dan nurani," jelasnya.
Adang mengatakan, pemilu juga bukan hanya tentang memilih calon wakil rakyat yang disajikan partai politik, melainkan memilih yang mampu memahami arti dan makna rakyat itu sendiri.
"Termasuk memilih calon yang dianggap mampu mendefinisikan dirinya sebagai bagian daripada rakyat," ujarnya.
Adang menyebut MKD DPR menggelar seminar kali ini sebagai salah satu program lembaganya yang bertugas menjaga kehormatan atau muruah anggota dewan.
"Karena kita mengharapkan sekali bahwa kita sebagai anggota DPR adalah orang-orang yang terpilih oleh rakyat. Oleh karena itu, tanggung jawab seorang anggota DPR kepada rakyat yang memilihnya itu harus jelas," tuturnya.
Materi yang dibahas dalam seminar menyinggung pula persoalan etika oleh Ahli Filsafat, Romo Franz Magnis Suseno, yang dapat berkorelasi dengan fenomena pejabat dengan gaya hidup mewah yang ramai belakangan ini.
"Romo bicara bagaimana aplikasi penerapan tentang Pancasila yang beliau harapkan tidak hanya bagian dari kata-kata tapi aplikasinya harus betul-betul dilakukan, terutama oleh para pejabat pemerintah yang ada saat ini," jelas Adang.
Menurut dia, fenomena pejabat bergaya hidup mewah tidaklah tepat di tengah kondisi rakyat yang masih perlu banyak perhatian.
"Karena apa pun, sebagai pemimpin atau sebagai anggota dewan harus mampu untuk bersama rakyat yang situasinya masih seperti ini," demikian Adang.
Sentimen: positif (99%)