Sentimen
Positif (95%)
23 Okt 2004 : 17.57

Dubes Rusia Buka Suara soal Polemik Turis Negaranya yang Berulah di Bali

Rilis.id Rilis.id Jenis Media: Nasional

23 Okt 2004 : 17.57
Dubes Rusia Buka Suara soal Polemik Turis Negaranya yang Berulah di Bali

RILISID, Jakarta — Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva, angkat bicara mengenai turis dari negaranya, yang menurut beberapa laporan, menimbulkan kegaduhan dan terlibat dalam sejumlah kasus di Bali. Otoritas Bali telah mengusulkan agar kebijakan Visa on Arrival (VoA) bagi turis Rusia dicabut. 

Vorobieva berdalih, negaranya selalu mendorong wisatawan Rusia yang pelesiran ke Indonesia agar mematuhi peraturan yang berlaku. Dia meyakinkan, mayoritas turis Rusia taat hukum, meskipun seringkali terdapat segelintir orang yang tidak taat.

"Tentu saja seperti bangsa mana pun, ada beberapa orang (Rusia) yang tidak terlalu taat hukum, dan tapi menurut saya itu bukan sesuatu yang kita harus fokuskan," kata Vorobieva, dilansir dari Antara, Jumat (17/3/2023).

Adapun terkait visa on arrival (VoA) bagi turis asal Rusia, ia berharap tidak dicabut. "Pertama, (usulan pencabutan) visa on arrival dibatalkan atau dicabut. Itu hanya pengajuan atau wacana dari Gubernur Bali. Saya harap keputusan ini tidak diambil," ujarnya.

Menurut dia, jika VoA dicabut, akan berpengaruh pada arus turis Rusia yang berkunjung ke Indonesia. Sebab, bakal menyulitkan wisman yang akan berwisata.

"Visa on arrival membuat lebih mudah untuk menggaet turis," ujarnya.

Pekan lalu, Direktorat Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian Direktorat Jenderal Imigrasi, menangkap tiga warga Rusia yang menyalahi izin tinggalnya dengan bekerja sebagai Pekerja Seks Komersial (PSK). 

WNA berinisial VS, IL dan TE ditangkap Imigrasi saat operasi pengawasan keimigrasian di wilayah Bali. Pihak Imigrasi saat itu mendapat informasi dari masyarakat ada vila di Seminyak yang diduga terjadi aktivitas mencurigakan.

"Petugas lantas bergegas menyambangi tempat tersebut dan berhasil menggerebek tiga pasang WNI dan WNA,” kata Direktur Jenderal Imigrasi, Silmy Karim, Kamis (9/3/2023). (*) 

Sentimen: positif (95.5%)