Sentimen
Tokoh Terkait
Waspada Efek Tutupnya Silicon Valley Bank, Sandiaga Uno Imbau Startup Indonesia Lakukan Stress Test
Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional
PIKIRAN RAKYAT – Kebangkrutan Silicon Valley Bank (SVB) telah berdampak terhadap sejumlah perusahaan di Amerika Serikat (AS).
Sebelumnya, Roku hingga Etsy dikabarkan tidak mampu melakukan penggajian karena dana yang terjebak di SVB tidak dapat dicairkan. Menparekraf Sandiaga Uno juga mengimbau startup di Indonesia tetap waspada terhadap potensi efek domino dari tutupnya SVB.
“Kita perlu tetap waspada. Jangan bilang, ‘wah nggak ada dampaknya’” ujarnya.
Menurut Sandi, startup di Indonesia perlu melakukan stress test. Test ini dilakukan dengan membuat skema kemungkinan yang dihadapi perusahaan jika tidak lagi mendapat permodalan dari investor.
Baca Juga: Jokowi: Kebangkrutan SVB Picu Kengerian di Pasar keuangan Dunia
“Jadi kita harus menyiapkan skenario a,b,c,d. Skenario terburuk sekalipun harus kita siapkan. Kita harus terbuka. Namun tentunya itu semua harus dilakukan dengan penuh kebijaksanaan,” ucap Menparekraf.
Selain mempersiapkan diri lewat penguatan internal, Sandi menjelaskan bahwa startup juga dapat memperkuat jaringan eksternalnya. Hal ini dapat ditempuh dengan pengembangan kompetensi mitra-mitra yang tergabung dalam jejaring tersebut. UMKM disebut Sandi sebagai mitra potensial yang dapat disasar perusahaan.
Jumlah pelaku UMKM di Indonesia kini mencapai 64, 5 juta. Dengan jumlah sebanyak itu dan peningkatan kapasitas untuk masuk ke ekosistem digital, startup yang bermitra dengan UMKM dipercaya akan memiliki ketahanan lebih.
“Kalau ekosistem UMKM-UMKM kita diperkuat bersama-sama dengan para pelaku industri lainnya, ini kekuatannya bahkan bisa lebih kuat dibanding perusahaan-perusahaan besar,” ujarnya kepada awak media.
Baca Juga: Cara Hitung dan Siapa yang Dikenakan PPH 21
Kolapsnya SVB dipandang sebagai krisis finansial terbesar sejak yang terakhir di 2018 lalu. Sebanyak Rp3.240 triliun aset SVB disita oleh Korporasi Penjamin Simpanan Federal sebelum bank terbesar ke-16 di AS tersebut ditutup paksa.
Jokowi juga sempat mengingatkan efek domino dari peristiwa ini. Usai ditutupnya SVB, memang beberapa bank besar lainnya di AS ikut tumbang, seperti Signature Bank dan Silvergate Bank. Oleh karena itu Jokowi minta Indonesia perlu berhati-hati terutama dalam penggunaan APBN.
Di sisi lain, Hendra Setiawan Boen, analis dan praktisi hukum kepailitan dari Fras & Setiawan Law Office berpendapat bahwa kebangkrutan bank-bank besar di AS tidak akan berdampak banyak bagi kondisi keuangan Indonesia. Menurutnya tidak akan ada efek seperti krisis ekonomi besar tahun 2007-2008.
Dari pengamatannya, Pemerintah AS telah bergerak cepat dengan memastikan deposan mengambil kembali uang mereka dari bank. Pemerintah AS juga telah mencadangkan lebih dari 100 miliar dolar AS sebagai jaring pengaman apabila peristiwa semacam ini terjadi.
Baca Juga: APBN Surplus Rp131,8 Triliun per Februari, Pendapatan Negara Naik Jadi 38 Persen
Dampak signifikan hanya akan dirasakan oleh negara yang memiliki cabang dari ketiga bank tersebut. Sedangkan tidak ada cabang yang didirikan oleh ketiganya di Indonesia.
“Kalaupun ada startup Indonesia atau perusahaan kripto yang menyimpan atau menerima dana dari ketiga bank mala kesulitan keuangan hanya terlokalisir pada perusahaan tersebut. Terlalu kecil untuk bisa berdampak sistemik kepada keuangan Indonesia,” kata Hendra.
Ketiga bank yang kolaps itu kini telah diambil alih oleh Pemerintah AS. Keputusan tersebut menyusul memburuknya neraca keuangan dan penarikan dana besar-besaran oleh nasabah yang tidak bisa dipenuhi pihak bank.***
Sentimen: positif (95.5%)