Sentimen
Positif (78%)
15 Mar 2023 : 12.15
Informasi Tambahan

Institusi: Universitas Indonesia

Tokoh Terkait

Apa Itu Deepfake, Ancaman yang Membayangi Pemilu 2024

15 Mar 2023 : 19.15 Views 1

Liputan6.com Liputan6.com Jenis Media: News

Apa Itu Deepfake, Ancaman yang Membayangi Pemilu 2024

Liputan6.com, Jakarta Ancaman deepfake membayangi Pemilu 2024. Hal ini sulit dihindari lantaran konten-konten deepfake berpotensi digunakan oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab untuk saling menjatuhkan antar kandidat peserta pemilu.

Lalu apa itu deepfake?

Pengamat Budaya dan Komunikasi Digital dari Universitas Indonesia Firman Kurniawan mengatakan, deepfake merupakan teknik manipulasi menggunakan kecerdasan buatan. Deepfake bisa membuat konten seolah-olah seseorang mengatakan atau melakukan sesuatu, padahal sebenarnya tidak mereka lakukan.

Keberadaan deepfake dinilai membuka peluang timbulnya disinformasi di tengah masyarakat. Konten-konten deepfake diyakini akan semakin banyak ditemukan, khususnya di tahun politik seperti saat ini.

Untuk itu, Firman meminta masyarakat untuk tidak langsung percaya hanya pada satu informasi. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat bisa menghindari konten manipulasi deepfake.

"Jadi masyarakat perlu mengkombinasikan sumber-sumber informasi, tidak hanya pada satu macam saja," ujar Firman dikutip dari laman Antara, Rabu (15/3/2023).

Jangan Percaya Satu Sumber

Firman meminta masyarakat untuk lebih selektif dalam memilah informasi yang diperoleh. Masyarakat diminta tidak terpaku dan langsung percaya terhadap informasi yang diperoleh hanya dari satu sumber. Hal itu, kata dia, penting untuk terhindar dari filter bubble maupun echo chamber.

"Kalau sumber informasinya dibaca oleh algoritma satu macam, itu akan terjebak yang namanya filter bubble dan echo chamber. Jadi dia masuk ke sebuah ruangan yang sudah berisi dengan informasi-informasi sejenis. Dia mengira itulah kenyataan tentang kandidat yang saya dukung, padahal kalau kita pakai sumber informasi yang lain, itu bisa jadi bunyinya akan lain, dan itu perlu keterbukaan pikiran untuk memahami," kata Firman.

Sentimen: positif (78%)