Sentimen
Negatif (99%)
15 Mar 2023 : 03.40
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Wamena

Kasus: HAM

Tokoh Terkait
Atnike Nova Sigiro

Atnike Nova Sigiro

Buntut Kasus Wamena, Komnas HAM Dorong Dialog Antarwarga Papua

Medcom.id Medcom.id Jenis Media: News

15 Mar 2023 : 03.40
Buntut Kasus Wamena, Komnas HAM Dorong Dialog Antarwarga Papua
Jakarta: Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Atnike Nova Sigiro mendorong dialog dan interaksi sosial inklusif antarmasyarakat dari berbagai etnis di Papua. Urgensi dialog tersebut semakin mendesak setelah kerusuhan di Wamena pada Kamis, 23 Februari 2023.
 
"Jika konflik-konflik yang latar belakang sosial seperti dalam kasus Wamena ini tidak direspons secara cepat dan bijaksana, maka problem hak asasi manusia di Papua akan semakin rumit ke depannya," kata Atnike dalam diskusi daring bertajuk Wamena Berdarah 2023: Adakah Unsur Kejahatan Kemanusiaan? pada Selasa, 14 Maret 2023.
 
Menurutnya, konflik berlatar sosial budaya merupakan salah satu pola yang terjadi di Papua. Konflik ini dapat dilakukan antarorang asli Papua maupun antara orang asli Papua dan non-Papua.
 
Adapun, pola konflik lainnya adalah ideologis yang menyangkut aspirasi politik seperti ingin memerdekakan diri, konflik ekonomi, maupun konflik politik. Peristiwa terakhir di Wamena yang mengakibatkan 12 orang meninggal dunia, kata Atnike, memiliki dimensi horizontal yang dipicu konflik sosial dengan isu penculikan anak perempuan oleh warga non-Papua.

-?

- - - -
"Konfliknya juga terjadi antara orang asli Papua dengan orang dari suku Batak, tetapi kemudian konflik itu berubah ketika eskalasinya semakin tinggi, ada keterlibatan aparat keamanan," jelas Atnike.
 
Selanjutnya, dia melihat konflik yang terjadi memiliki dimensi vertikal. Dimensi tersebut melibatkan aparat negara.
 
Komnas HAM mencatat sepanjang 2022 telah terjadi 46 peristiwa kekerasan di tanah Papua. Dari seluruh kasus, korban jiwa didominasi oleh warga sipil dengan 46 orang. Adapun Atnike menyebut korban dari pihak TNI/Polri sebanyak 13 orang, sedangkan dari kelompok sipil bersenjata berjumlah empat orang.
 
"Korban yang terbesar sesungguhnya adalah dari masyarakat sipil," pungkas Atnike.
 
Dalam acara yang sama, Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid mengatakan konflik senjata di Papua saat ini sulit dikendalikan. Eskalasi konflik itu, lanjutnya, memberikan pengaruh bagaimana aparat keamanan menangani peristiwa di Wamena pada Februari lalu, misalnya penggunaan senjata api.
 
"Itu memberikan pengaruh bagi adanya kekuatan-kekuatan berlebihan dari aparat keamanan dalam bentuk penggunaan pasukan yang terlalu banyak," jelas Usman.
 
Ia berpendapat proses penegakan hukum oleh aparat kepolisian di Papua juga perlu dievaluasi. Berkaca pada penanganan konflik di Wamena yang dipicu rumor penculikan anak, lanjut Usman, seharusnya aparat tidak perlu melakukan interogasi di hadapan kerumumanan warga pihak yang diduga sebagai penculik.
 
"Apakah konfrontasi semacam itu justru mengandung risiko bagi adanya situasi yang tidak terkendali dalam proses penegakan hukum?" kata dia. 
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
 

(ADN)

Sentimen: negatif (99.9%)