'Otak Putin' Kecewa, Ingatkan Ramalan Nasib 'Raja Hujan'
CNBCindonesia.com Jenis Media: News
Jakarta, CNBC Indonesia - Sekutu utama Presiden Rusia Vladimir Putin secara terbuka mengkritik kebijakan mantan agen KGB itu dan mengeluarkan peringatan ramalan nasib "raja hujan" seiring dengan mundurnya Rusia dari Kherson.
Dalam sebuah unggahan di Telegram, Ultranasionalis Alexander Dugin, yang dikenal sebagai "Otak Putin," menyebut presiden Rusia sebagai otokrat dengan kekuatan tertinggi atas perang, menyerahkan kota pada 12 November.
Dia mengatakan bahwa hal itu merusak ideologi Rusia dengan gagal mempertahankan "kota-kota Rusia."
Adapun, pada 30 September lalu, Putin secara resmi menganeksasi empat provinsi Ukraina, termasuk wilayah Kherson selatan, ke dalam Rusia.
Institute for the Study of War (ISW) mengatakan Dugin, yang putrinya tewas dalam ledakan mobil Moskow awal tahun ini, mengatakan seorang otokrat memiliki tanggung jawab untuk menyelamatkan bangsanya sendirian atau menghadapi nasib "raja hujan."
Sebutan itu merujuk pada 'The Golden Bough' karya Sir James Frazer, di mana seorang raja terbunuh karena dia tidak dapat menurunkan hujan di tengah kekeringan.
"Dugin juga mencatat bahwa otokrat tidak dapat memperbaiki penyimpangan dari ideologi ini hanya dengan penampilan publik, mencatat bahwa 'pihak berwenang di Rusia tidak dapat menyerahkan apapun' dan bahwa 'batasnya telah tercapai'," kata ISW, dikutip dari Newsweek, Senin (14/11/2022).
ISW juga mengungkapkan Dugin terus mendorong penggunaan nuklir dalam perang di Ukraina.
Hilangnya Kherson, di Ukraina selatan, menambah daftar kemunduran yang makin meningkat yang diderita oleh Rusia, yang telah kehilangan lebih dari 77.000 tentara, menurut perkiraan Ukraina, sejak dimulainya perang.
Rusia jarang mempublikasikan angkanya sendiri dan perkiraannya jauh lebih rendah daripada Ukraina.
[-]
-
Awas Dunia! Perang Rusia-Ukraina Menggila, Putin Kode Nuklir
(luc/luc)
Sentimen: negatif (99.6%)