Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Bekasi, Cilangkap
Kasus: pembunuhan
Tokoh Terkait
Ignatius Benny
Ignatius Benny Ady Prabowo
Egianus Kogoya
Philip Mark Mehrtens
Rakyat Diminta Sabar Soal Pembebasan Pilot Susi Air dari KKB Papua, Panglima TNI: Ini Bukan Operasi Militer
Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional
PIKIRAN RAKYAT – Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengimbau agar semua pihak bersabar menunggu kabar baik dari misi penyelamatan Pilot Susi Air yang hingga saat ini masih disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua.
Dia memastikan pihaknya tidak diam saja di tempat. Sejak pembakaran pesawat hingga penculikan Kapten Philips Mark Merthens, Panglima TNI Yudo menegaskan upaya pembebasan terus dilakukan.
Untuk itu, Jenderal bintang empat tersebut meminta agar semua pihak bersabar. Sebab penyelamatan ini memang berisikan negosiasi panjang serta diatur dengan penuh kehati-hatian.
Keselamatan Kapten Philips merupakan prioritas, sehingga operasi militer pantang dilakukan. Dengan segala keterbatasan langkah tersebut, Yudo mengatakan tim gabungan TNI-Polri tak bisa serta merta mengerahkan prajurit dan alutsista.
Baca Juga: Terungkap Motif Pembunuhan Dua Wanita yang Dicor di Bekasi, Ternyat terkait Utang-piutang
"Harus sabar, menyelesaikan ini tidak langsung desss operasi militer iya, ini bukan operasi militer. Ingat, ini bukan operasi militer," jelas Yudo Margono di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, dikutip Kamis, 9 Maret 2022.
Yudo melanjutkan, pihaknya telah memperluas area pencarian lokasi terkini pilot Susi Air sanderaan KKB. Sebelum melanjutkan negosiasi dan tindakan persuasif lainnya, dia hendak memastikan dahulu keberadaan sang kapten.
"Ada (perluasan wilayah pencarian), jadi kita tetap melaksanakan gelar tadi. Jadi sudah kita tempatkan khususnya di daerah-daerah rawan yang diduga itu tadi. Kan kita enggak bisa menentukan oh di sini, oh di sini," ujar dia.
Lebih lanjut Yudo menjelaskan bahwa pencarian tidaklah mudah, mengingat Egianus Kogoya sebagai pimpinan KKB penyandera terus membawa Kapten Philips berpindah-pindah tempat.
Baca Juga: Sorot Usulan Kemenkes soal Cukai Berpemanis, Pakar Prediksi Kalangan Industri akan Melawan
Pola lokasi yang acak tersebut jadi batu sandungan paling sulit diurai dalam misi penyelamatan. Terutama, KKB yang kerap berbaur dengan masyarakat semakin menyulitkan, Resiko kekerasan sekecil apapun harus dihindari.
"Sampai saat ini masih belum diketemukan, tetapi operasi tetap jalan terus penyelamatan sandera itu, karena kita tetap menjaga supaya masyarakat sipil tidak terlibat dan kena," ucap Yudo.
"Jadi bukan di tempat yang seperti apa namanya penyelamatan terhadap sandera yang ada di pesawat atau suatu tempat, enggak. Ini dibawa ke pindah-pindah dan bersama dengan masyarakat, sehingga kita tidak mau masyarakat menjadi korban hanya gara-gara ini," katanya lagi.
Baca Juga: Imbas Kasus Pamer Kekayaan, Kemenkeu Panggil Seluruh Kepala Kantor Bea Cukai ke Jakarta
Di sisi lain, membantah isi tuntutan soal senjata, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) mengatakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya hanya meminta barter kepada Pemerintah Indonesia untuk membebaskan Pilot Susi Air di awal saja.
Untuk diketahui, Kapten Philips Mark Mehrtens telah disandera sejak Selasa, 7 Februari 2023. Juru Bicara Polda Papua Ignatius Benny Ady Prabowo menegaskan permintaan tersebut hanya ada di awal.
"Itu permintaan mereka di awal, tapi tentu saja kami tidak menanggapi. Kami tidak akan memberikan senjata yang nantinya akan digunakan untuk menembak aparat dan meneror masyarakat," ujar dia.
"Tidak, kami tidak pernah meminta uang dan senjata sebagai imbalan untuk membebaskan pilot Philip Mark Mehrtens. Itu hanya propaganda dari aparat keamanan Indonesia. Ini adalah masalah politik, pilot Selandia Baru adalah jaminan negosiasi politik," kata juru bicara TPNPB, Sebby Sambom. ***
Sentimen: positif (94.1%)