Sentimen
Negatif (99%)
9 Mar 2023 : 13.05
Informasi Tambahan

BUMN: PT Pertamina

Kab/Kota: Tangki, Dumai, Pekanbaru

Kasus: pembunuhan

Istri Polisi Jadi Tersangka Kasus UU ITE Gegara Konten #PercumaLaporPolisi Usai Kakaknya Tewas Ditembak Oknum

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

9 Mar 2023 : 13.05
Istri Polisi Jadi Tersangka Kasus UU ITE Gegara Konten #PercumaLaporPolisi Usai Kakaknya Tewas Ditembak Oknum

PIKIRAN RAKYAT - Seorang istri Polisi di Sulawesi Selatan ditetapkan menjadi tersangka kasus UU ITE, karena kontennya yang dinilai menghina Polisi. Unggahan-unggahan di TikTok itu dibuat, lantaran dia merasa tak terima kakaknya tewas ditembak oknum Polres Sinjai.

Dirkrimsus Polda Sulsel, Kombes Pol. Helmi Kwarta Kusuma Putra menuturkan bahwa wanita bernama Ernawati itu membuat berbagai konten di TikTok dan Facebook. Unggahan pertamanya adalah sosok 3 anggota Polres Sinjai yang dituduh telah menghabisi nyawa sang kakak.

"Ernawati di akun tiktoknya ini, di mana dalam akun tiktok tersebut dia menyampaikan bahwa 'ini para jagoan Polres Sinjai, karena Abangku menumpang mereka, kemudian mereka bunuh dan mereka siksa' ada fotonya," ucapnya dalam konferensi pers, Selasa, 7 Maret 2023.

"Kemudian ditindaklanjuti juga pada bulan Juni 2022, saudari Ernawati ini mem-posting video, menampilkan juga foto (anggota Polisi) yang sudah dilaporkan ke Krimum, dan dikatakan bahwa tidak ada alat bukti yang mengarah bahwa 3 orang ini melakukan pembunuhan," tuturnya.

Baca Juga: Sopir Truk Tangki Pertamina Tewas di Tol Pekanbaru-Dumai, Polisi Ungkap Dugaan Penyebabnya

"Dia mem-posting ini dengan tulisan '3 anggota polisi DPO rakyat Indonesia, pembunuh almarhum abangnya', dengan kemudian mulai memviralkan tagar percuma lapor polisi," ujar Helmi Kwarta Kusuma Putra menambahkan.

Belum cukup sampai di situ, Ernawati kembali membuat unggahan pada Juli 2022, yang berkaitan dengan kasus dugaan pembunuhan sang kakak yang sudah dihentikan Polisi. Menurutnya, narasi-narasi yang dibuat tersangka adalah hal-hal yang tidak benar.

"Kemudian dia posting lagi dengan tagar yang sama, dengan isi narasi 'Di institusi Polri sudah tidak ada orang yang jujur, polisi ini sudah seperti malaikat pencabut nyawa. Bapakmu menjadi tumbalnya kepolisian Polda Sulsel'," kata Helmi Kwarta Kusuma Putra.

"Posting-an ini kemudian tetap di-posting sama dia, meskipun dia mengetahui bahwa hasil dari laporan dia di reserse kriminal umum (Polda Sulsel) itu tidak terbukti bahwa ada dugaan kekerasan yang menyebabkan matinya (kakak tersangka)," tuturnya.

"Kemudian 18 Februari 2023, dia masih mem-posting hal itu juga, dengan narasi-narasi yang lebih mengarah pada ujaran kebencian. Terhadap apa yang dia lakukan, ketiga anggota tersebut membuat laporan ke Krimsus," ujarnya menambahkan.

Baca Juga: Pemulung di Jaksel Temukan Janin Bayi Saat Mengais Sampah, Polisi Cari Pelakunya

Terhadap laporan dari 3 anggota Polisi itu, Polda Sulawesi Selatan kemudian melakukan penyelidikan dan penyidikan. Mereka mempelajari isi konten Ernawati, baik foto dan video, maupun narasi yang muncul dalam konten tersebut.

"Hasil penyelidikan gelar perkara mengambil kesimpulan bahwa apa yang dilakukan dia ini sudah memenuhi kelayakan dan kepatutan yang berkaitan dengan undang-undang ITE, menyebarkan rasa kebencian, kemudian menyampaikan kebohongan. Sehingga dilakukanlah proses penyidikan terhadap saudara Ernawati tersebut," ucap Helmi Kwarta Kusuma Putra.

"kemarin dilakukan penangkapan, jadi ketika dipanggil untuk melakukan pemeriksaan di Polda Sulsel, dia tidak datang. Kemudian karena dipanggil tidak datang, dicari, dia berangkat ke Jakarta. Maka anggota berangkat ke Jakarta, dilakukanlah penangkapan di Jakarta. Nah saat ini yang bersangkutan sudah dilakukan penahanan di Polda Sulawesi Selatan," katanya menambahkan.

Terhadap tersangka, penyidik menerapkan Pasal 45 ayat (2) jo pasal 28 ayat (2), pasal 45 ayat (3) jo pasal 27 ayat (3) undang-undang nomor 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik (ITE) Sebagaimana telah dirubah dengan undang-undang nomor 19 tahun 2016 tentang ITE.***

Sentimen: negatif (99.6%)