Sentimen
Negatif (98%)
8 Mar 2023 : 14.08
Informasi Tambahan

Kasus: PHK

Elon Musk Kembali Dihujat Setelah Menghina, 'Mantan' Karyawan Twitter

Detik.com Detik.com Jenis Media: Metropolitan

8 Mar 2023 : 14.08
Elon Musk Kembali Dihujat Setelah Menghina, 'Mantan' Karyawan Twitter
Jakarta -

CEO Twitter Elon Musk meminta maaf pada hari Selasa (07/03) setelah menghadapi terpaan hujatan dan kritik dari pengguna media sosial, atas perbincangan yang viral di media sosial dengan seorang "mantan" karyawannya.

Mantan karyawan Twitter, Haraldur Thorleifsson, meminta kejelasan dari Musk mengenai status pemecatan dirinya. Namun, diskusi di ruang publik itu menjadi viral karena Musk mengklaim bahwa Thorleifsson "tidak bekerja". Musk bahkan meragukan perihal disabilitas Thorleifsson.

Apa yang sebenarnya terjadi?

Haraldur Thorleifsson merupakan seorang pengguna kursi roda. Pemilik akun Twitter bernama "Halli" itu pertama kali menyadari bahwa dia tidak bisa masuk ke sistem perusahaan pada akhir Februari lalu.

-

-

Ketika dia bertanya kepada departemen SDM perusahaan perihal apakah dia telah diberhentikan, Thorleifsson mengatakan bahwa dia tidak menerima jawaban yang jelas.

Setelah sembilan hari tidak bisa masuk ke sistem perusahaan, dia pun beralih ke media sosial Twitter untuk mencari kejelasan dan menyebut Musk dalam cuitannya.

"Mungkin jika cukup banyak orang yang me-retweet, Anda akan menjawab saya di sini?" tulisnya.

Musk menjawab cuitannya, tetapi justru mulai menghujani Thorleifsson dengan pertanyaan tentang tugas-tugas yang dia lakukan di Twitter dan apa perannya dalam perusahaan.

Ketika diskusi itu terus berlanjut dan semakin berkembang, Musk mengklaim bahwa Thorleifsson "tidak melakukan pekerjaannya dengan benar."

Elon Musk mengatakan bahwa karyawan yang di-PHK tersebut "mengklaim dengan alasan bahwa dia memiliki disabilitas yang membuatnya tidak bisa mengetik, tapi justru mencuitkan keributan".

"Saya tidak bisa menghomati hal itu," cuit Musk dalam sebuah balasan.

"Akan lebih baik' jika diberi tahu soal PHK tersebut, kata mantan karyawan

Thorleifsson, yang menderita distrofi otot sehingga membuatnya harus menggunakan kursi roda itu, mengatakan bahwa informasi yang Musk tulis di cuit balasan Twitternya itu merupakan "informasi kesehatan yang bersifat rahasia."

"Untuk waktu yang lama, saya pikir bahwa tangan saya akan tetap sehat. Dokter yang mengatakan kepada saya bahwa lengan saya bisa tetap kuat. Namun akhirnya, lengan-lengan itu kehilangan kekuatannya. Di mana saya tidak keberatan memberi tahu Anda, bahwa itu sulit saya terima," balasnya dalam sebuat cuitan lainnya.

"Alasan saya bertanya kepada Anda di publik adalah karena Anda (atau siapa pun di perusahaan Twitter) tidak membalas pesan pribadi saya."

"Anda memiliki hak untuk memberhentikan saya. Namun, alangkah baiknya jika Anda memberi tahu saya!" tambahnya.

Thorleifsson, yang tinggal di Islandia, bergabung dengan Twitter pada tahun 2021 ketika perusahaan tersebut mengakuisisi perusahaan rintisannya, Ueno.

Dia memilih untuk dibayar dengan gaji sebesar harga pembelian perusahaannya untuk membayar pajak ke layanan sosial Islandia, sebuah langkah yang menuai pujian di media Islandia.

Bagaimana tanggapan Musk terhadap kritik tersebut?

Komentar Musk itu pun menuai kemarahan dari para pengguna platform media sosial tersebut, dan banyak di antaranya mempertanyakan apakah komentar Musk tentang disabilitas yang dimiliki oleh Thorleifsson itu legal.

Pada Selasa (07/03) malam, Musk meminta maaf atas tanggapannya tersebut.

"Saya ingin meminta maaf kepada Halli atas kesalahpahaman saya tentang kondisinya. Hal itu didasarkan pada hal-hal yang diberitahukan kepada saya, dan itu tidak benar atau, dalam beberapa kasus, benar, namun tidak memiliki arti apa pun," tulisnya.

Musk mengatakan bahwa dia telah berbicara dengan Thorleifsson melalui panggilan video beberapa jam setelah kejadian tersebut.

Penguasa bisnis Elon Musk itu telah sering terlibat dalam serangkaian kontroversi sejak mengakuisisi Twitter pada Oktober 2022 silam. Tak lama setelah pengambilalihan senilai $44 miliar tersebut, Musk memulai beberapa putaran pemecatan karyawannya yang menyebabkan lebih dari dua pertiga staf perusahaan diberhentikan.

Musk juga memicu reaksi keras atas beberapa perubahannya yang direncanakan di Twitter, seperti salah satu kebijakan memperkenalkan biaya untuk centang biru, sebuah indikator bahwa akun tersebut dinilai aktif, akun-akun penting dan otentik, yang menarik perhatian publik.

Musk juga sempat mengejutkan publik di masa lalu, setelah membuat sebuah postingan yang dianggap menghasut di platform tersebut. (kp/pkp)

(ita/ita)

Sentimen: negatif (98.4%)