Sentimen
Positif (99%)
8 Mar 2023 : 08.42
Informasi Tambahan

Institusi: IPB, Institut Pertanian Bogor

Kab/Kota: bandung, Bogor, Tasikmalaya, Sukabumi, Indramayu

Tokoh Terkait

Ada 2 Desa Full Development Digital di Jabar,

Ayobogor.com Ayobogor.com Jenis Media: Regional

8 Mar 2023 : 08.42
Ada 2 Desa Full Development Digital di Jabar,

AYOBOGOR.COM -- Badan Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) bersama Institut Pertanian Bogor (IPB), melakukan survei desa digital di Indonesia selama dua tahun. Sebanyak 132 desa menjadi sasaran survei, 17 di antaranya berada di wilayah Provinsi Jawa Barat (Jabar).

Survei ini dilakukan untuk menilai penerapan digitalisasi desa dan ekosistemnya. Termasuk perkembangan teknologi dan tingkat adopsi untuk menentukan kematangan inovasi digital yang dipraktikkan.

Ketua Tim Survei IPB, Yani Nurhadryani mengatakan, 17 desa di Provinsi Jabar yang menjadi sasaran survei tersebar di Kabupaten Indramayu, Majalengka, Kabupaten Bandung, Sukabumi, Tasikmalaya, dan Bogor. Desa sasaran survei, kata dia, dikategorikan menjadi empat sektor, yakni pertanian, peternakan, perikanan, dan e-government.

Baca Juga: 5.000 Siswa Keracunan di Sekolah, Iran Mulai Tangkap Satu-Persatu Sosok Misterius Penyebar Racun

Dalam penilaian atau pengukuran, tim peneliti mencoba melihat seberapa baik ekosistem digital village di masing-masing desa. Di antaranya terkait kecepatan internet, tingkat literasi digital masyarakat, kemampuan ekonomi, dan local ownership.

Berdasarkan hasil survei, menurut Yani, ada dua desa di Jabar yang masuk kategori full development desa digital.

“Dari 17 desa, hanya dua saja, Desa Alamendah dan Desa Puntang, yang mampu mencapai level tertinggi penerapan digital village development,” ujar Yani, dalam Lokakarya Ekosistem Desa Digital yang digelar FAO dan IPB dilansir dari Republika.co.id pada Rabu 3 Maret 2023.

Dalam survei tersebut terdapat enam level kategori. Level pertama mencakup desa yang baru mengenal konsep digitalisasi atau baru memiliki fasilitas internet. Level kedua mencakup desa yang banyak warganya memiliki gawai, tapi masih ditujukan untuk keperluan pribadi, seperti penggunaan media sosial.

Baca Juga: Ayudia Bing Slamet Pamer Perut Buncit Saat Selfie Bareng Suami, Hamil Lagi Nih?

Level ketiga mencakup desa yang memiliki fasilitas digital, seperti internet, namun kesadaran masyarakat tentang pelayanan berbasis digital masih belum optimal.

Level keempat adalah desa yang memiliki fasilitas dan layanan berbasis digital, tapi masih berada di tahap uji coba. Level lima mencakup desa yang sudah ditunjang teknologi digital dan dimanfaatkan, tapi dinilai belum optimal.

“Sedangkan level enam adalah desa yang sudah banyak diterapkan (digitalisasi), tapi masih perlu dicarikan model bisnis yang lebih tepat agar pemakaiannya lebih luas lagi,” kata Yani.

Berdasarkan hasil survei di 132 desa, ada beberapa masukan yang disampaikan terkait upaya digitalisasi di desa dan fasilitas penunjangnya.

Baca Juga: BKN Beri Kabar Gembira Bagi PNS 2023, Dana Pensiun Cair

“Internet di Indonesia sejatinya sudah bagus, tapi masih ada beberapa spot yang belum terlayani, seperti area pertanian dan tambak. Digital literasi juga sejatinya sudah cukup bagus, tapi awareness masih perlu dikembangkan lagi, dan kami berharap ada kolaborasi dari pemerintah, akademisi, dan stakeholder untuk meningkatkan penerapan dan pengembangan digital village,” ujar Yani.

Sentimen: positif (99.9%)