Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Bekasi, Pondok Kopi, Solo
Kasus: pembunuhan, penganiayaan
Tokoh Terkait
Imbas Kasus Mario Dandy, Ketum PBNU: Kemarahan Tak Boleh Dilampiaskan dengan Tidak Bayar Pajak
Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional
PIKIRAN RAKYAT – Kasus penganiayaan oleh anak mantan pejabat Ditjen Pajak, Mario Dandy Satrio (20) berimbas pada runtuhnya kepercayaan publik terhadap Kementeringan Keuangan (Kemenkeu). Pasalnya, terbongkar 13 ribu pejabat pajak yang tidak patuh laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN).
Sontak kekecewaan rakyat berbuntut pada kemungkinan menurunnya kepatuhan membayar pajak. Untuk itu, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Ahmad Fahrurrozi (Gus Fahru) memberi imbauan terbuka.
Dia mengingatkan masyarakat agar tidak lantas melampiaskan rasa marah terhadap dugaan penyelewengan para oknum pegawai pajak dengan tidak membayar pajak.
Terutama, setelah timbulnya kejanggalan harta jumbo pegawai eselon III Ditjen Pajak Rafael Alun Trisambodo alias ayah dari tersangka penganiayaan yang sedang jadi sorotan, Mario Dandy Satrio.
Baca Juga: Korban Pembunuhan Dicor di Bekasi Dimakamkan di TPU Pondok Kopi, Sang Suami Hanya Bisa Merenung
"Kekecewaan dan kemarahan atas kasus kekerasan dan penyelewengan oknum pegawai pajak tidak boleh dilampiaskan dengan cara-cara yang salah. Misalnya, dengan tidak mau membayar pajak," ujar dia, Rabu, 1 Februari 2023.
Menurut Gus Fahru, Nahdlatul Ulama (NU) memegang prinsip serta pandangan untuk selalu patuh terhadap pemerintahan yang sah. Pun begitu warga negara Indonesia (WNI), Gus Fahrur memastikan prinsip itu ditaati seluruhnya.
Bagi Gus Fahru, pajak erat kaitannya dengan kelangsungan hidup bangsa Indonesia. Nyaris semua kebutuhan negara bersandar pada pajak.
"Kita berkewajiban tunduk patuh kepada pemerintah. Negara ini lebih mahal dari sekadar urusan kemarahan terhadap orang per orang," ujar dia.
Baca Juga: Susi Pudjiastuti Pastikan Tak Ada Larangan Terbang sebelum Pilot Susi Air Disandera KKB Papua
Sri Mulyani Sibuk Bangun Kepercayaan PublikPasca ramainya pemberitaan tentang kasus penganiayaan yang dilakukan Mario Dandy Satrio (MDS) kepada D (17), Kementerian Keuangan khususnya Direktorat Jenderal Pajak (DJP) menjadi institusi yang paling banyak dibicarakan oleh publik belakangan ini. Di samping kasus penganiayaan tersebut, gaya hidup anggota Dirjen Pajak juga turut jadi buah bibir.
Selain harta ayah MDS, Rafael Alun Trisambodo (RAT) yang ditaksir mencapai Rp56 miliar dan dianggap tidak wajar untuk ukuran jabatannya, kini klub motor gede (moge) yang digawangi Dirjen Pajak Suryo Utomo juga disorot warganet.
Meski Menteri Keuangan Sri Mulyani telah meminta klub tersebut dibubarkan, tak lantas menurunkan atensi publik pada institusi yang dipimpinnya tersebut.
Baca Juga: Belum Tuntas Anak Pejabat, Anak Polisi Diduga Paksa Remaja Minum Alkohol 96 Persen hingga Tewas
Sri Mulyani mengunjungi Kantor Wilayah Pajak II di Solo pada Senin, 27 Februari 2023 untuk menemui seluruh pegawai Kemenkeu, khususnya dari jajaran pajak. Agenda ini digelar dalam rangka menyalurkan suasana hati dan kondisi para pegawai lewat dialog bersama.
“Saya percaya mayoritas sangat banyak pegawai Kemenkeu RI termasuk jajaran pajak adalah mereka yang bekerja sangat baik, benar, lurus, dan jujur. Mereka inilah yang merasa terluka dikhianati dan tentu sangat kecewa dengan ulah mereka yang mencemarkan nama baik Kemenkeu dan DJP. Saya merasakan luka yang sama,” ujar Sri Mulyani dikutip Pikiran-Rakyat.com dari akun Instagram, @smidrawati.
“Kepercayaan publik harus kami bangun dan raih kembali dengan terus bekerja tekun, kompeten, dapat diandalkan dan jujur,” ujarnya lagi. ***
Sentimen: negatif (99.9%)