Dampak Kejadian Susi Air di Papua, 70 Persen Penerbangan Porter Terhenti
Mediaindonesia.com Jenis Media: Nasional
PENDIRI Susi Air, Susi Pudjiastuti, mengungkapkan insiden pembakaran pesawat Susi Air dan penyanderaan pilot Kapten Phillip Mark Mehrtens di Papua sangat berdampak pada operasional maskapai Susi Air. 70 persen penerbangan porter di Papua dihentikan. Hal itu membuat kegiatan suplai logistik masyarakat yang tinggal di pegunungan Papua terganggu.
"Saya sebagai founder Susi Air meminta maaf kepada masyarakat Papua, Pemda dan pengguna Susi Air di wilayah Papua yang saat ini jadi terganggu karena 70 persen dari penerbangan porter kita akhirnya jadi berhenti. Tentunya Itu mengganggu kegiatan dan suplai logistik masyarakat yang tinggal di pegunungan Papua," ujar Susi dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (1/3).
Susi melanjutkan, kejadian tersebut juga membuat kerugian yang sangat besar bagi maskapainya. Namun menurutnya, dalam hal ini sisi kemanusiaan harus lebih diutamakan dibandingkan dengan sisi bisnis. Menurutnya, masyarakat Papua memiliki hak mendapatkan kebutuhan pokok dan transportasi yang biasanya menggunakan maskapai Susi Air.
"Dari sisi bisnis tentu ini sebuah kehilangan yang sangat besar. Tapi lebih menurut saya adalah humanity, kemanusiaan, dan hak-hak masyarakat memenuhi kebutuhan pokoknya dan transportasi," tuturnya.
Baca juga: Susi Pudjiastuti: tak Ada Larangan Terbang sebelum Insiden KKB Bakar Pesawat
Lebih lanjut, Susi berharap pilotnya Kapten Phillip Mark Mehrtens dapat dibebaskan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) atau Organisasi Papua Merdeka (OPM) tanpa syarat apapun.
Susi juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak, terutama kepada TNI/Polri, Pemda, dan tokoh masyarakat Papua yang telah mengupayakan segala cara untuk membebaskan Kapten Phillip.
"Sampai hari ini upaya-upaya terus dilakukan walaupun tidak ada hasil, namun kita tidak boleh putus asa. Saya mohon doa dari semua tragedi ini bisa berakhir dengan baik dan memulihkan kembali kegiatan operasional penerbangan Susi Air seperti semula," tuturnya.
Sebagai informasi, Philips yang merupakan warga negara Selandia Baru, bersama lima penumpang Susi Air hilang kontak sesaat setelah mereka mendarat di Bandar Udara Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, pada Selasa (7/2).
Adapun, lima penumpang merupakan orang asli Papua (OAP). Kelimanya telah dievakuasi dan kembali ke rumah masing-masing. Sementara itu, Philips masih dibawa KKB. (OL-17)
Sentimen: negatif (88.3%)