Sentimen
Positif (57%)
28 Feb 2023 : 15.23
Informasi Tambahan

Event: Pilkada Serentak

Institusi: Universitas Esa Unggul

Partai Terkait

Pengamat Sebut Lembaga Survei Sudah Kehilangan Objektivitas

Merahputih.com Merahputih.com Jenis Media: News

28 Feb 2023 : 15.23
Pengamat Sebut Lembaga Survei Sudah Kehilangan Objektivitas

MerahPutih.com - Penempatan calon Presiden atau capres dari Partai NasDem Anies Baswedan di urutan tiga oleh beberapa lembaga survei menimbulkan tanda tanya. Anehnya, hasil survei selalu menempatkan Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto di posisi pertama dan kedua.

Pengamat politik Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga menilai kalau hasil survei sekarang ini tidak masuk akal. Sebab, Anies selama menjadi Gubernur DKI Jakarta, Anies kerap berada di urutan pertama.

Baca Juga

NasDem Sebut Anies Pertimbangkan Khofifah Jadi Cawapres

"Padahal saat itu, Anies belum melakukan kerja-kerja politik. Setelah Anies intens melakukan safari politik, justru elektabilitasnya melòrot dan konsisten di urutan tiga. Setiap Anies safari politik selalu dihadiri lautan manusia," tutur Jamiluddin di Jakarta, Selasa (28/2).

Lanjut dia, logiknya elektabilitas Anies seharusnya naik. Namun yang terjadi justru sebaliknya. Ia mengungkapkan wajar bila banyak anak bangsa yang meragukan hasil survei.

"Keraguan itu tampaknya beralasan karena memang banyak hasil survei kerap tidak sama dengan hasil pilpres atau hasil pileg atau hasil pilkada. Perbedaan hasil itu akhirnya membuat banyak banyak anak bangsa menghiraukan hasil survei," papar dia.

Baca Juga

Eks Ketum PBNU Sebut Anies Baswedan Sosok Nasionalis dan Agamis

Ia menjelaskan, survei seharusnya menjadi instrumen ilmiah dalam berdemokrasi. Namun belakangan ini survei sudah menjadi instrumen bagi capres atau partai politik untuk membentuk opini publik.

"Hasil survei digunakan untuk menggiring opini masyarakat untuk meningkatkan popularitas dan elektabilitas capres atau partai politik. Disini lembaga survei sudah menjadi partisan, sehingga dalam melakukan survei sudah mengabaikan objektivitas," jelasnya.

Dengan demikian, kata dia, hasil survei sudah tidak bisa lagi dijadikan rujukan untuk mengetahui elektabilitas capres dan partai politik.

"Hasil survei tersebut justru digunakan untuk perang opini untuk mempengaruhi masyarakat," kata Jamiluddin. (Asp)

Baca Juga

Anies Pakai Slogan 'Sukses Jakarta untuk Indonesia', PDIP: Enggak Kreatif

Sentimen: positif (57.1%)