Jakarta (beritajatim.com) – Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto dinilai sebaiknya tidak memaksakan kehendak untuk maju sebagai calon presiden 2024. Itu dianggap sebagai pilihan paling rasional.

“Airlangga Hartarto paling rasional untuk tidak memaksakan kehendak sebagai capres,” ujar Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah.

Dedi justru menilai peluang yang memungkinkan bagi Airlangga adalah dicalonkan sebagai wakil presiden. Ada sejumlah alasan, seperti kedekatan Airlangga dengan Presiden Joko Widodo serta dampak yang ditimbulkan pada pemilih Partai Golkar.

“Dalam prosesnya memang akan digunakan untuk mengusuk tokoh yang paling direstui oleh Presiden Joko Widodo, itu bisa saja Airlangga muncul sebagai tokoh kedua,” kata dia.

Meski demikian, politisi Partai Golkar, Dave Akbarshah Fikarno menyatakan partainya sudah berkomitmen untuk mengusung Airlangga sebagai capres. Hal ini bahkan sudah diamanahkan dalam Munas Partai Golkar 2019.

“Berdasarkan hasil putusan Munas Golkar, calon presiden kami adalah Pak Airlangga,” tegas Dave.

Pengusungan Airlangga sebagai capres Partai Golkar diperkuat dengan hasil Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) 2021.

Menurut Dave, hingga saat ini belum ada wacana untuk meninjau atau mengganti putusan Munas Golkar tersebut. Artinya, Partai Golkar masih tegak lurus menjalankan putusan partai untuk mengusung Airlangga.

“Tidak ada wacana apa pun untuk mengubah putusan munas,” tandasnya.

Menurut Dave, putusan Munas Golkar berlaku tetap sebelum ada hasil munas yang mengubah keputusan tersebut.

“Harus melalui munas untuk mengganti keputusan tersebut,” pungkasnya. [hen/beq]