Sentimen
Informasi Tambahan
BUMN: PT Pertamina
Kab/Kota: Cilacap
Tokoh Terkait
Bukan Kilang, Pertamina Gaet Saudi Aramco untuk Proyek Ini
CNBCindonesia.com Jenis Media: News
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) kembali menjajaki kerja sama dengan perusahaan energi asal Arab Saudi, Saudi Aramco. Namun kali ini, rencana kerja sama bukan di proyek kilang minyak seperti yang pernah dijajaki sebelumnya. Kini, keduanya berencana bekerja sama untuk proyek penyediaan hidrogen dan amonia.
Hal ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/ MoU) antara Pertamina dan Saudi Aramco, perusahaan energi dan bahan kimia terbesar asal Arab Saudi. Penandatanganan MoU ini dilakukan di B20 Summit 2022 di Bali, Senin (14/11/2022).
Penandatanganan MoU dilakukan oleh Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, dan Senior Vice President Downstream Aramco Mohammed Y. Al Qahtani.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, negara yang masih bergantung pada bahan bakar fosil akan menjadi riskan. Pasalnya, transisi energi tidak boleh membahayakan ketahanan dan keterjangkauan energi.
"Karena itulah Pertamina mengembangkan program dekarbonisasi melalui CCUS (Carbon Capture, Utilizatin & Storage). Hidrogen dan Amonia diharapkan memainkan peran kunci dalam ekonomi netral iklim di masa depan, memungkinkan pembangkit listrik bebas emisi, transportasi berat, pemanasan dan proses industri," jelasnya, dikutip dari keterangan resmi Pertamina, Selasa (15/11/2022).
Sementara itu, Senior Vice President Downstream Aramco Mohammed Y. Al Qahtani menyebutkan, ambisi Aramco adalah mencapai Net Zero Emissions pada seluruh aset. Hal ini ditargetkan akan bebas emisi karbon pada 2050.
"Pekerjaan kami dalam mengembangkan yang baru jalur energi amonia dan hidrogen akan menjadi sangat penting dalam mencapai tujuan itu sambil membantu memajukan transisi yang terjangkau, adil, dan lebih berkelanjutan untuk semua," tuturnya.
Foto: Doc PertaminaDoc Pertamina
MoU atau nota kesepahaman yang disetujui kedua pihak melibatkan studi kelayakan yang bertujuan untuk menilai kemungkinan kerja sama pengembangan amonia dan hidrogen bersih. Begitu pula termasuk potensi penangkapan, pemanfaatan, serta penyimpanan karbon (CCUS) pada lokasi yang disepakati.
Nantinya, studi ini akan mengeksplorasi kelayakan investasi dan bersama-sama mengembangkan opsi komersialisasi. Namun tidak terbatas pada organisasi bisnis dan struktur komersial untuk amonia dan hidrogen bersih di Indonesia.
Seperti diketahui, pengembangan amonia dan hidrogen bersih memiliki peran penting dalam peta jalan bersih nol emisi Indonesia tahun 2060 dan negara ini diharapkan menjadi pemain kunci dalam produksi hidrogen hijau di Asia.
Sejalan dengan itu, Anggota G20 dan perusahaan energi global telah bersama-sama berkomitmen untuk menjadi bagian dari solusi krisis energi global yang mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia.
Untuk diketahui, Aramco, perusahaan minyak terbesar asal Arab ini berhasil membukukan laba senilai US$ 130 miliar pada periode Januari hingga September 2022. Pencapaian ini naik 68% secara tahunan (year on year/yoy).
Laba bersih yang melonjak sejalan dengan pendapatan Aramco yang melonjak 67% yoy menjadi US$ 419 miliar. Pendapatan terbesar berasal dari kontrak minyak mentah sebesar 838 miliar riyal Arab Saudi dan kontrak gas alam & gas cair senilai 654 miliar riyal Saudi. Pendapatan dari kedua segmen tersebut tumbuh masing-masing 84% dan 51% yoy.
Sebelumnya, Pertamina sempat menjajaki kerja sama dengan Saudi Aramco untuk proyek pengembangan atau Refinery Development Master Plan (RDMP) Kilang Cilacap, Jawa Tengah. Namun sayangnya, rencana kerja sama ini batal karena tidak mencapai kesepakatan di antara kedua belah pihak.
[-]
-
Menteri ESDM Ungkap Peluang dan Tantangan RI Perbesar EBT(wia)
Sentimen: positif (100%)