Sentimen
Informasi Tambahan
Institusi: UNAIR, Universitas Airlangga
Kab/Kota: Surabaya
Megawati-SBY Satu Meja di KTT G-20 Terkait Pilpres 2024? Pakar: Bisa Iya Bisa Tidak
Beritajatim.com Jenis Media: Politik
Surabaya (beritajatim.com) – Pertemuan Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri dan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat KTT G-20 di Bali mencuri perhatian publik. Banyak yang berspekulasi jika pertemuan keduanya itu terkait dengan Pilpres 2024 mendatang.
Melihat hal itu, Pakar Komunikasi Politik Universitas Airlangga (Unair) Suko Widodo menyebut bahwa pertemuan langka tersebut bisa saja ada hubungannya dengan Pilpres 2024. Namun, bisa saja tidak.
“Pembaca melihat bahwa ini pertemuan langka, karena setelah sekian waktu kan kita tahu antara pak SBY dan Bu Mega itu ada hubungan yang sangat tidak bagus. Saya kira, apakah ini ada hubungannya dengan 2024? Bisa iya bisa tidak,” ujar Suko, Senin (21/11/2022).
Suko menilai, pertemuan satu meja tersebut bisa menjadi bagian dari proses menuju kontestasi politik di 2024 mendatang. “Iya-nya kenapa ? Karena sejauh ini kompetitor dalam kontestasi 2024 belum ada kata deal, misalnya siapa dengan siapa. Politik itu cair, tidak ada konflik yang abadi. Yang abadi adalah kepentingan. Bukan tidak mungkin itu bagian dari proses menuju 2024,” katanya.
Sebaliknya, Suko menjelaskan bahwa pertemuan Mega-SBY tersebut bisa juga merupakan pertemuan yang biasa. “Tapi bisa juga tidak. Karena memang itu hanya pertemuan yang biasa, tergantung kita membacanya. Tapi sekali lagi, tidak ada konflik yang abadi dalam politik. Tapi yang abadi adalah kepentingan,” tegasnya.
Sementara saat disinggung soal pemasangan Puan Maharani dan AHY, Suko menilai jika hal tersebut masih terlalu dini. Tapi bukan tidak mungkin hal itu bisa saja terjadi. “Bukan tidak mungkin itu bisa terjadi ketika masing-masing poros koalisi itu saling menyandera, ada kelompok KIB, ada kelompok NasDem, PKS dan Demokrat yang belum selesai juga, kelompok ini kan belum ada ikatan semua. Sementara PDI juga melakukan komunikasi politik ke semua pihak mulai dari Golkar, KIB, Gerindra,” tandasnya. (ipl/kun)
Sentimen: negatif (64%)