Bukan China Terbesar, Nih 5 Negara Pemberi Utang ke RI!
CNBCindonesia.com Jenis Media: News
Jakarta, CNBC Indonesia - Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia mengalami penurunan pada kuartal III - 2022. Total ULN pada periode itu tercatat sebesar US$ 394,6 miliar, turun sekitar 2,22 persen dari catatan kuartal II - 2022 sebanyak US$ 403,6 miliar.
Berdasarkan data Statistik Utang Luar Negeri Indonesia yang di publikasikan Bank Indonesia pada November 2022, ULN Indonesia terhadap 5 negara yang paling banyak memberi pinjaman ke Indonesia mayoritas menurun besarannya di penghujung kuartal III - 2022.
Misalnya, Singapura yang menempati posisi pertama sebagai negara pemberi pinjaman terbesar ke Indonesia, hingga September 2022 besarannya sebanyak U$59,81 miliar. Angka ini turun dari catatan Juni 2022 sebesar US$ 59,44 miliar.
Kemudian, Amerika Serikat yang menempati posisi kedua hingga September 2022 tercatat sebanyak US$33,45 miliar. Angka ini turun dari akhir Juni 2022 sebesar US$34,77 miliar.
Selanjutnya, di posisi ketiga adalah Jepang yang tercatat telah memberikan pinjaman ULN sebesar US$ 23,46 miliar. Besarannya pun turun dari catatan Juni 2022 yang sebanyak US$ 24,39 miliar.
Posisi keempat adalah China dengan total pinjaman yang telah diberikan hingga September 2022 sebesar US$20,92 miliar. Angka utang dari China ini cenderung naik catatan pada bulan akhir kuartal II - 2022 sebesar US$ 20,75 miliar.
Terakhir, posisi kelima sebagai negara yang paling banyak memberikan ULN adalah Hong Kong sebesar US$ 17,47 miliar. Angka ULN dari Hong Kong ini turun dari Juni 2022 sebesar US$ 17,85 miliar.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono menjelaskan, turunnya ULN secara umum pada kuartal III - 2022 disebabkan turunnya utang dari sektor publik maupun sektor swasta.
"Perkembangan tersebut disebabkan oleh penurunan ULN sektor publik (Pemerintah dan Bank Sentral) maupun sektor swasta," kata Erwin dikutip dari keterangan tertulis, Kamis, 15 November 2022.
Secara tahunan, posisi ULN kuartal III - 2022 mengalami kontraksi sebesar 7,0 persen year on year (yoy), lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi pada kuartal sebelumnya yang sebesar 2,9 persen yoy.
[-]
-
Empat Negara Maju Ini Hapus Utang Indonesia, Kok Bisa?(mij/mij)
Sentimen: netral (80%)