Sentimen
Informasi Tambahan
Hewan: Ikan Cupang
Kasus: Demam berdarah dengue
Tokoh Terkait
3 Penyebab Demam Berdarah pada Anak yang Orangtua Wajib Tahu, Jangan Sepele!
Indozone.id Jenis Media: News
INDOZONE.ID - Daya tahan tubuh, virus dan lingkungan menjadi tiga penyebab anak terkena demam berdarah dengue (DBD).
Hal itu diungkap oleh Dokter spesialis anak konsultan infeksi dan penyakit tropis Prof. Dr. dr. Hinky Hindra Irawan Satari, Sp.A, Subsp.IPT, M.TropPaed.
"Kaidah infeksi sampai terjadi penyakit itu karena ada gangguan keseimbangan antara daya tahan tubuh seseorang, jenis serta kepadatan virusnya, dan lingkungannya," kata dr Hinky, dikutip dari ANTARA.
Dr Hinky mengungkapkan, ada empat jenis virus dengue yaitu tipe 1, tipe 2, tipe 3, dan tipe 4. Virus dengue tipe 2 dan 3 lah yang biasanya menyebabkan DBD berat.
Baca juga: Benarkah Jus Jambu Biji, Air Kelapa dan Madu Angkak Bisa Sembuhkan DBD?
Sementara itu, lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan yang disukai oleh nyamuk aedes aegypti seperti kebun, genangan air jernih, dan baju yang digantung.
Kata dr Hinky, ketika nyamuk aedes aegypti betina menggigit, maka sistem kekebalan tubuh akan melakukan reaksi kekebalan yang ditandai dengan demam tinggi secara mendadak.
"Demamnya tiba-tiba tinggi, dikasih obat paracetamol mungkin turun dalam empat jam lalu naik lagi. Kemudian anak jadi lemas, terlihat seperti sakit berat, tidur terus, enggak mau makan, enggak mau minum, muntah-muntah," imbuhnya.
Ilustrasi nyamuk aedes aegypti (Freepik/jcomp)Dia menambahkan, anak juga bisa mengalami sakit otot, sakit sendi dan tulang, sakit keala hingga sakit di bagian belakang mata.
Menurut Hinky, kondisi tersebut dinamakan sebagai fase demam atau fase akut yang biasanya berlangsung selama 1-3 hari.
Kemudian di hari ke-4 dan ke-5, virus dalam tubuh sudah hilang dan demam pun menurun. Di masa ini, beberapa orangtua kadang terkecoh dan mengira anaknya sudah sembuh.
Padahal, fase ini adalah fase kritis di mana terjadi kebocoran pembuluh darah dan penurunan trombosit.
"Ini harus dikasih cairan. Bocornya pembuluh darah itu kan kayak dehidrasi, karena cairan di pembuluh darah keluar dari jaringan. Ini membuat anak mual, kemudian cairan yg masuk ke rongga perut akan menekan diafragma, menekan lambung, bahkan bisa ke paru-paru menyebabkan anak sesak nafas. Bisa juga membuat hati membesar. Anak juga enggak pipis-pipis dalam 4-6 jam," pungkasnya.
"Kalau terlambat, anak bisa pendarahan dan kalau sudah pendarahan biasanya tidak tertolong," bebernya.
Baca juga: Pemprov Bali Bakal Terapkan Teknologi Wolbachia Buat Tangani DBD, Apa Itu?
Namun, jika diberi cairan dan mau makan serta minum, anak akan masuk ke fase penyembuhan pada hari ke-6 dan ke-7 yang ditandai dengan demam dan banyak buang air kecil serta munculnya ruam.
Guna mencegah anak terkena DBD, Hinky mengimbau orangtua harus memastikan anak memiliki daya tahan tubuh yang baik serta mengendalikan nyamuk aedes aegypti.
"Jangan sampai digigit nyamuk, mau pakai insect repellent boleh, lalu waspada saat beraktivitas di luar rumah karena dia menggigit jam 7 pagi sampai jam 5 sore," katanya.
"Jangan ada baju yang digantung. Jangan ada air menggenang karena nyamuknya nyimpan jentik di situ. Jangan pakai bak mandi, tapi pakai shower kalau memungkinkan," ujar Hinky.
Sementara itu, Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta dr. Ngabila Salama, MKM menambahkan, pencegahan demam berdarah juga dapat dilakukan dengan Gerakan 1 Rumah 1 Kader Jumantik.
"Pelihara juga ikan cupang dan tanaman yang tidak disukai jentik dan nyamuk seperti lemon balm, catnip, kemangi, lavender, peppermint, rosemary, marigold, dan geranium," katanya.
Artikel Menarik Lainnya:
Sentimen: negatif (100%)