Bandung, CNN Indonesia --

Budayawan Sunda yang juga merupakan politikus senior lintas zaman, Tjetje Hidayat Padmadinata, meninggal dunia pada Rabu (9/11) di Bandung, Jawa Barat. Ia berpulang di usia 89 tahun.

Wali Kota Bandung Yana Mulyana membenarkan kabar meninggalnya Tjetje dan menyampaikan dukacita. Tjetje wafat pada pukul 16.45 WIB.

"Atas nama Pemerintah Kota Bandung dan pribadi, saya turut berduka. Semoga semua amal ibadahnya diterima Allah SWT," kata Yana.

-

-

Yana menuturkan Kang Tjetje merupakan salah satu tokoh yang sering memberikan pemikiran dan masukan kepadanya. Ia mendoakan agar keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kekuatan.

Adapun Tjetje Hidayat Padmadinata lahir pada 22 Juni 1933. Sejak muda ia dikenal sebagai aktivis dan politikus nasional lintas zaman, mulai dari Orde Lama, Orde Baru, hingga reformasi.

Tjetje terus bersuara untuk meluruskan berbagai ketimpangan kekuasaan. Bahkan, karena sikap tegasnya, ia kerap dijuluki aktivis 'mahiwal' atau unik, aneh, lain dari yang lain.

Tjetje juga aktif menulis sejak 1960 sebagai sastrawan, kolumnis, dan jurnalis. Tulisannya umumnya terkait dengan komitmennya terhadap masalah kenegaraan dan politik, baik lokal, nasional, regional, maupun internasional.

Ia dianggap sebagai tokoh pendobrak yang mendahului zamannya. Konsekuensi dari sikapnya itu, sejak 1960 Kang Tjetje mesti merasakan pahit getirnya menjadi tahanan politik karena dituduh sebagai mahasiswa pendukung Gerakan Perdamaian Nasional (GPN).

Kalangan elite Indonesia mengenal Tjetje sebagai pengkaji ilmu politik, politisi multitalenta, sekaligus politikus yang teguh dalam memelihara integritas atas dasar moralitas dan budaya adiluhung.

Atas dasar semua itu, Kang Tjetje pun memperoleh gelar Doktor Honoris Causa bidang politik dari Universitas Pasundan. Sampai memasuki usia senjanya, Tjetje tetap aktif walau tak memiliki jabatan apa pun.

(hyg/tsa)

[-]