Sentimen
Informasi Tambahan
Event: Pilkada Serentak
Institusi: Centre for Strategic and International Studies (CSIS)
Partai Terkait
Tokoh Terkait
Kaum Muda Jadi Pemilih Potensial yang Diincar Parpol
Beritajatim.com Jenis Media: Politik
Jakarta (beritajatim.com) – Pemilihan Umum 2024 nanti bakal didominasi kaum muda. Bahkan, jumlah pemilih muda diprediksi mencapai lebih dari 50 persen.
Hal ini dilihat sebagai peluang bagi partai politik untuk meraih kemenangan. Sehingga, sejumlah parpol berusaha mengincar kaum muda melalui sejumlah pendekatan.
Peneliti politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Aisah Putri Budiarti menjelaskan, kaum muda punya jumla yang besar dan karakter khas. Dia menilai ini harus bisa dimanfaatkan parpol untuk meraup kenenangan di Pemilu 2024.
“Berbasis data proyeksi populasi Bappenas, lebih dari 50 persen voters dalam pemilu 2024 merupakan pemilih muda dari usia 17 tahun sampai di bawah 40 tahun,” ujar Puput.
Dia mengungkapkan, pemilih muda merupakan generasi yang melek informasi politik meski tidak selalu aktif berorganisasi atau bahkan menyampaikan gagasan politiknya. Menariknya, kebanyakan dari pemilih muda ini swing foters atau belum punya keterikatan pada pihak tertentu, serta menentukan politiknya di masa-masa akhir pemilihan.
“Hal ini yang menjadikan partai politik harus pintar-pintar meraih mereka menjadi pemilihnya dalam pemilu, dan dalam konteks ini strategi mendapatkan pemilih muda harus dipikirkan serius,” papar Puput.
Dia pun menambahkan, selain bermain media sosial ada hal lain yang bisa dilakukan. “Caranya tentu bisa bermacam-macam, mulai dari membawa kader-kader muda partai menjadi lebih aktif dan muncul ke ruang publik, misalnya menjadikan kader partai muda menjadi caleg, pengurus strategis partai, juru kampanye dan lainnya,” kata Puput.
Kader muda juga membawa program-program partai yang pro anak muda, pro perubahan. “Misalnya partai memikirkan tentang upaya meningkatkan kewirausahaan dan industri kreatif yg banyak dijalankan oleh anak muda dan partai juga harus lebih inovatif mengemas cara kampanye yang melek digital, di mana banyak anak muda kemudian mengaksesnya,” kata Puput.
Sementara itu, Politisi Partai Golkar Dave Akbarshah Fikarno menyebut, Partai Golkar mengaku akan menerapkan strategi untuk menarik suara generasi muda. Golkar akan mengedepankan tokoh-tokoh muda sebagai wajah partai, sekaligus menarik perhatian generasi muda dengan kebijakan-kebijakan yang menyasar pemilih muda. Keduanya dilakukan bersamaan.
“Harus berbarengan ya. Tentu untuk terus mengingatkan dan mempertegas posisi Golkar dalam memperbesar porsi pemuda pasti harus menampilkan politisi-politisi muda. Selain yang ada di internal Golkar, juga merekrut dari luar. Supaya generasi muda masuk ke dalam Partai Golkar, dan maju dalam pileg atau pilkada,” ujar Dave Laksono.
Selain itu, partai berlambang beringin itu juga memfokuskan pada kebijakan-kebijakan pro generasi muda. Salah satunya dengan memperjuangkan kebijakan perundang-undangan yang memihak pada kaum muda.
“Harus ada tindakan konkret dalam bentuk kebijakan yang berpihak pada generasi millenial. Pertama, dalam kebijakan perundangan di DPR,” ujarnya.
Sebelumnya, hasil survei Centre for Strategic and International Studies (CSIS) yang dirilis pada akhir September menyebutkan Partai Golkar menduduki posisi pertama untuk tingkat popularitas di kalangan generasi muda.
Menurutnya, Fraksi Partai Golkar di DPR selama ini turut berupaya keras untuk menggolkan berbagai kebijakan yang menjadikan generasi muda sebagai lokomotif.
“Seperti Omnibus Law, Desain Besar Olahraga Nasional, lalu juga harmonisasi pajak, tiga hal ini yang berpihak ke generasi muda karena dengan itu memudahkan bagi generasi muda untuk memiliki rumah, mencari pekerjaan, membuka lapangan pekerjaan, menarik investasi dari luar, transformasi ekonomi digital,” ungkapnya.
Selain itu, kader Golkar yang duduk di parlemen juga berupaya keras untuk menyampaikan dan membumikan capaian Ketum Golkar Airlangga Hartarto dalam bidang ekonomi. Selama ini, capaian dan kinerja apik Airlangga dalam bidang ekonomi dinilai kurang tersosialisasikan ke masyarakat.
“Itu tugas kita di DPR untuk mempertegas benang merahnya,” tuturnya. [hen/beq]
Sentimen: positif (100%)