Sentimen
Negatif (66%)
21 Feb 2023 : 12.27
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Sleman

Kasus: stunting

Masih Jadi Masalah, Penurunan Stunting Perlu Intervensi Terpadu

21 Feb 2023 : 12.27 Views 1

Krjogja.com Krjogja.com Jenis Media: News

Masih Jadi Masalah, Penurunan Stunting Perlu Intervensi Terpadu

Krjogja.com - SLEMAN - Gizi terkait stunting masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, terutama anemia pada ibu hamil sebanyak 48,9 persen. Selain itu, Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) sebanyak 6,2 persen, wasting atau balita kurus 10,2 persen dan anemia pada balita.

"Penurunan stunting perlu intervensi terpadu, mencakup intervensi gizi spesifik dan gizi sensitif," kata dr Hasto Wardoyo SpOG (K) selaku Kepala BKKBN RI saat menyampaikan Keynote Speaker Seminar Akbar 'Gerak Bidan Cegah Stunting' di Sahid Raya Hotel & Convention Babarsari, Sleman, Minggu (19/02/2023).

Hadir menyampaikan sambutan pengantar dr Joko Hastaryo MKes (Direktur RSKIA Sadewa), Shodiqin SH MM (Kepala Perwakilan BKKBN - DIY) dan MY Esti Wijayati (Anggota Komisi VIII DPR RI) membuka acara tersebut dengan pemukulan gong. Seminar akbar diikuti 500 bidan anggota Tim Pendamping Keluarga (TPK) di DIY dan Jawa Tengah.

Menurut Hasto Wardoyo, upaya percepatan penurunan stunting sebenarnya pemerintah melalukan Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi (Gemas PPG) yang ditetapkan melalui Peraturan Presiden nomor 42 tahun 2013 tentang Germas PPG. "Dalam kebijakan percepatan penurunan Stunting, Pak Presiden Jokowi mengamanatkan pencapaian target nasional prevalensi stunting harus mencapai sebesar 14 persen tahun 2024," ujarnya. Untuk mencapai target ini telah disusun strategi khusus dalam bentuk Rencana Aksi Nasional (RAN) Percepatan Penurunan Stunting melalui pendekatan keluarga berisiko stunting.

Dalam konteks inilah, kata Hasto Wardoyo, kemitraan dalam penanganan stunting sangat penting dan strategis, menggandeng bidan untuk penanganan stunting secara komprehensif. "Untuk membekali bidan terkait pencegahan stunting secara kritis agar ada terobosan yang efektif dalam menentukan aksi cepat penanganan stunting di lapangan," ujarnya.

MY Esti Wijayati dalam sambutan lebih banyak bicara strategi pencegahan kemiskinan dan stunting. Menurutnya, jumlah penduduk DIY 3.322.727 jiwa, jumlah penduduk miskin DIY 463.730 jiwa, presentase penduduk miskin 11,49 persen. Strategi pencegahan stunting dengan mengintensifkan pembentukan tim pendamping keluarga, kolaborasi multi stakeholder, giatkan pangan lokal, intensifkan Makanan Pendamping ASI bergizi.

Ditambahkan Esti Wijayati, target nasional prevalensi stunting harus dicapai sebesar 14 persen tahun 2024. "Target itu akan terealisasi berkolaborasi antarberbagai stakeholder dan komitmen bersama pemerintah, masyarakat, swasta dan partai-partai politik." tandasnya.

Sedangkan Shodiqin SH MM mengatakan, Seminar Akbar Bidan Cegah Stunting memilih tema 'Pencegahan Stunting Melalui Manajemen Gizi dan Pola Asuh Anak'. Seminar ini menghadirkan narasumber dr Dinda Rizki Hutari MPH, dr Oktavianis Wahyu Prihantono Trisno Putro SpOG, dr Afiarina Dhevianty MSc SpA, Tony Arjuna MNutDiet AN APD PhD, Sutarti SSiT MPH. Moderator dr Syamsul Arifin dan Siti Solikhah SKM MPH.

Disebutkan, narasumber membahas kolaborasi fasilitas kesehatan dalam program penurunan stunting, edukasi dan suplementasi prakonsepsi untuk menurunkan risiko stunting, asah-asih-asuh periode emas cegah stunting pada anak untuk membentuk generasi cerdas. Dibahas pula diet enak gizi seimbang ibu hamil dan menyusui, peran bidan TPK dalam edukasi dan optimalisasi nutrisi pranikah hingga kelahiran.
(

Sentimen: negatif (66.3%)