Surabaya (beritajatim.com) – Wakil Bupati Ngawi, Dwi Rianto Jatmiko, terpilih secara aklamasi sebagai Ketua DPC Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI) Kabupaten Ngawi periode 2022-2027. Pemilihan berlangsung dalam Konferensi Cabang (Konfercab) pertama yang dilaksanakan di Rumah Makan Bale Lohansung, Ngawi.

Antok, sapaan akrabnya, mengungkapkan pandangannya mengenai arah perjuangan PA GMN. Dia menyatakan, PA GMNI harus menjadi rumah bagi seluruh elemen nasionalis dan memiliki nafas perjuangan yang sama dalam mengimplementasikan Pancasila.

“Ke depan agar peran PA GMNI ini betul-betul memiliki ciri khas yang betul-betul dalam pergerakannya yang rohnya nasionalis, ini yang harus nampak atau kelihatan,” kata Antok kepada beritajatim.com, Jumat (25/11/2022).

Mantan Ketua DPRD Kabupaten Ngawi ini menginginkan agar PA GMNI Ngawi mampu mengaktifkan kembali organisasi GMNI sebagai gerakan mahasiswa berbasis intelektual kebangsaan. GMNI, kata dia, merupakan wadah nyata menggembleng kader-kader pemimpin masa depan.

“Sebagai intelektual, karakter atau watak para alumni GMNI harus selalu ditunjukkan yakni toleransi, pemberdayaan, dan sikap kegotong-royongan,” kata Antok.

Sementara itu, Ketua DPD PA GMNI Jawa Timur, Deni Wicaksono mengapresiasi atas terlaksananya Konfercab PA GMNI yang pertama di Kabupaten Ngawi. Dia menilai agenda ini menjadi momentum bangkitnya Marhaenisme yang mampu menyikapi segala fenomena sosial secara bijak.

Dia juga menekankan, PA bukan sebuah Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) dan cara pandang tersebut harus dipinggirkan. Karena PA GMNI adalah kumpulan intelektual yang memiliki idealisme dan skill.

“Selalu saya katakan dalam setiap pertemuan, jika PA GMNI ini bukanlah PJTKI,” tandasnya.

Deni berharap agar melalui PA GMNI tersebut, kaum nasionalis dapat mendapatkan wadahnya. Berbagai kegiatan dapat dilakukan di PA GMNI sebagai salah satu wujud kontribusi ikut andil dalam pembangunan daerah.

“Semoga bisa lebih merekatkan barisan marhaenis dan nasionalis di Ngawi sekaligus GMNI bisa menjadi wadah berkumpulnya barisan Sukarnois,” kata mantan Presiden BEM Fisip Unair Surabaya ini.

“Samen bundeling krachten van alle revolutinaire (Bersama-sama menggabungkan kekuatan semua revolusioner). Merdeka,” pungkasnya. [asg/beq]