PKS Jawab Bawaslu Soal 'Capres Itu' Keliling Terus: Santuy Aja
Detik.com Jenis Media: News
Ketua DPP PKS Mardani Ali menanggapi santai sindiran Ketua Bawaslu RI Rahmat Bagja yang menyebut 'capres itu' yang kerap keliling sebelum masa kampanye. Mardani Ali menyebut belum ada sosok yang resmi menjadi capres dan cawapres sehingga silaturahmi tidak haram hukumnya menurut dia.
"Belum ada yang resmi jadi capres-cawapres. Jadi, semua boleh keliling dan silaturahim. Santuy aja," ujar Mardani Ali saat dihubungi, Senin (20/2/2023).
Mardani mengatakan safari politik yang dilakukan 'capres itu' belum bisa disebut kampanye. Hal itu dikarenakan 'capres' itu belum mendaftar dan belum ditetapkan secara resmi sebagai capres-cawapres.
"Selama belum mendaftar dan ditetapkan sebagai capres dan cawapres, belum bisa disebut kampanye," kata Mardani Ali.
Untuk itu, Mardani menilai bahwa belum ada yang pelanggaran soal aturan kampanye pemilu.
"Belum ada yang melanggar, karena belum ada penetapan calon, baik pemilihan legislatif (pileg) ataupun pemilihan presiden (pilpres)," katanya.
Sebelumnya diketahui, Ketua Bawaslu RI Rahmat Bagja menekankan aturan sosialisasi atau kampanye terkait Pilpres 2024. Dia lantas menyinggung adanya capres yang kerap keliling saat ini.
"Kemudian safari politik, kemudian ada mohon maaf nih, keliling terus, lama-lama kan ono opo iki? Capres itu doang yang keliling terus he-he-he," kata Bagja dalam diskusi OTW 2024 'Setahun Jelang Pemilu, Mata Rakyat Tertuju ke KPU dan Bawaslu' di Erian Hotel, Jakarta Pusat, Minggu (19/2).
Bagja mengatakan sosialisasi sebelum masa kampanye memiliki aturan. Terkait pemasangan baliho, Bagja mengatakan tidak masalah karena sekaligus menjadi bukti kalau tidak ada penundaan pemilu.
"Kalau pasang itu teman-teman harus lihat masang itu di mana. Satu. Itu harus dijaga juga. Kalau nggak dirobek orang atau yang lain," sambungnya.
Menurut Bagja, sosialisasi sebelum masa kampanye saat ini hanya boleh dilakukan di internal partai saja. Dia mengimbau parpol untuk tidak melibatkan masyarakat dalam sosialisasi tersebut.
Bagja juga mengingatkan tidak boleh ada ajakan publik. Dia menilai ajakan itu sudah termasuk bagian dari kampanye.
"Oh sekarang saatnya. Silakan sosialisasi. Tapi mohon jangan ada ajakan, kalau ajakan sudah kampanye. Kenalkan saja, nggak usah diajak. Nanti kalau diajak, 28 November ke atas. Pilih lah saya, silahkan. Kami mengingat itu kepada partai politik," tutur Bagja.
(gbr/gbr)Sentimen: netral (44.4%)