Sentimen
Informasi Tambahan
Agama: Islam, Kristen
Institusi: UIN
Kab/Kota: Yogyakarta
Tokoh Agama di DIY-Jateng Respon Perubahan Iklim dan Bencana
Medcom.id
Jenis Media: News

Yogyakarta: Tokoh lintas agama di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah (Jateng) menyepakati bertindak konkret merespon perubahan iklim dan bencana alam.
Para tokoh agama itu menyepakati sejumlah hal yang dihasilkan dalam Simposium Lintas Pemuka Agama yang dilaksanakan di University Hotel Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta. Forum itu menjadi tindak lanjut R20 yang diinisial Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sekaligus bagian G20.
"Tak hanya mengutip ayat (kitab suci) dan selesai, tapi memastikan amalan umat menjawab persoalan, khususnya masalah lingkungan yang kini kita hadapi," kata Wakil Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DIY, Mart Widarto, Sabtu, 18 Februari 2023
Widarto mengatakan bertajuk 'Mencari Jawaban Agama Atas Krisis Iklim' itu dihadiri dari kelompok NU, Muhammadiyah, Syiah, Kristen, Katholik, Penghayat, hingga Konghucu. Ia mengatakan salah satu langkah konkret yang dilakukan dengan merespon permasalahan sampah di Yogyakarta.
-?
-
-
-
-
"Kota Jogja yang saat ini ada masalah sampah, kami membuat gerakan olah sampah. Ini kami lakukan bersama di banyak kelompok dan lokasi," jelasnya.
Ia mengatakan langkah merespon masalah iklim dan bencana itu dilakukan dengan penguatan, seperti di rumah ibadah dan pendidikan. Para tokoh lintas agama itu akan terus mengembangkan dan mengajak kelompoknya masing-masing.
"Prinsipkan langkah yang kami sepakatu demi ketangguhan umat beragama. Beberapa sudah melakukan tapi belum jadi aksi bersama. Ketika tokoh agama melakukan, akan direplikasi umat," jelasnya.
Pegiat kemanusiaan dan kebencanaan sekaligus tokoh Katholik, Banu Subagyo mengatakan persoalan perubahan iklim berimbas pada bencana alam yang terjadi berbagai lokasi di Indonesia, termasuk di Yogyakarta. Masyarakat terdampak bencana biasanya harus mengungsi ke lokasi yang lebih aman.
"Saat bencana terjadi itu juga terjadi intoleransi. Tidak menghargai martabat manusia dari mereka yang terpinggirkan," ungkapnya.
Menurut dia para tokoh agama akan terus memberi contoh sekaligus bertindak konkret agar bekerja tak memandang, agama, suku, dan kelompok lain. Pasalnya, tokoh agama merupakan sosok yang diikuti pengikutnya.
"Para pemuka agama itu perlu menjadi teladan sekaligus mendorong tindakan nyata yang toleran," ujarnya.
Sementara Wakil Sekretaris Lembaga Hikmah Kebijakan Publik Pimpinan Pusat (LHKP PP) Muhammadiyah, David Efendi, menambahkan poin penting yang ditekankan yakni agar mengingatkan ke siapapun soal tanggung jawab menjaga lingkungan. Terlebih, merawat dan menjaga alam yang telah memberikan berbagai manfaat ke manusia.
"Kami mengingatkan siapa saja bahwa memiliki tanggung jawab yang sama agar tindakan yang diambil mempertimbangkan kelestarian alam dan manusia. Tugas semua umat manusia, termasuk penghayat kepercayaan," ungkapnya.
Para tokoh lintas agama itu akan mendeklarasikan kesepakatan tindakan bersama di Sungai Gajahwong. Deklarasi itu menjadi tonggak awal kerja sama antaragama. Selain itu, PWNU DIY juga memberikan penghargaan untuk Pondok Pesantren yang berhasil mengurangi produksi sampah.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
(DEN)
Sentimen: positif (99.7%)