Sentimen
Informasi Tambahan
Event: Rezim Orde Baru
Kab/Kota: Matraman
Tokoh Terkait
Memoar Nuku dari Kaca Mata Rizal Ramli, Sang Aktivis Militan dan Pemberani
Fajar.co.id Jenis Media: Nasional
FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Tidak banyak yang mengetahui sosok Nuku Sulaiman, pimpinan Yayasan Pusat Informasi dan Jaringan Aksi Reformasi (Pijar).
Aktivis yang lantang menentang Rezim Orde Baru (Orba) itu, meninggal pada Selasa, 18 Februari 2003, seusai Adzan Dzuhur di Rumah Sakit Harapan Bunda, Jakarta Timur.
Hari ini, memasuki masa 20 tahun kepergiannya. Jaringan aktivis ProDem menggelar acara haul 20 tahun Nuku Sulaiman, yang berlangsung di kantor ProDem, Jakarta Pusat. Salah satu yang hadir, yakni Ekonom Rizal Ramli.
Rizal Ramli mengenang Nuku sebagai sosok yang militan dan pemberani. Melawan rezim otoriter dengan berani tanpa basa-basi.
“Saya kenal Nuku secara dekat. Aktivis Pro-Demokrasi ‘Pijar’ yang keras, militan dan berani. ‘Man of Action’, pikiran diterjemahkan menjadi tindakan berani dan spektakuler,” ungkapnya, dikutip fajar.co.id dari keterangan tertulis, Sabtu (18/2/2023).
Ada waktunya ketika rezim otoriter harus dihadapi dengan berani, tanpa basa-basi, ndak pakai mutar-mutar langsung ke pokok persoalan. Tagline Nuku “SDSB” : Soeharto Dalang Segala Masalah Banga”. Nuku mengakronimkan jadi SDSB menjadi Soeharto Dalang Segala Bencana.
Pada 1992, kata Rizal Ramli, saat Pemerintah Orba mengeluarkan kebijakan Sumbangan Dana Sosial Berhadiah (SDSB), Pijar menggelar aksi menolak kebijakan tersebut. Aksi yang digelar di Gedung MPR/DPR Jakarta itu, dipimpin oleh Nuku.
Tanpa tedeng aling-aling, Nuku mengakronimkan judi SDSB menjadi Soeharto Dalang Segala Bencana.
Desember 1993, Nuku Soleiman ditangkap polisi. Ia divonis pengadilan empat tahun hukuman penjara.
“Di penjara itulah Nuku menikah dengan Yayuk di Kapolsek Matraman, saya jadi saksi perkawinan Nuku dan Yayuk. Mengharukan, yang diramaikan oleh banyak aktivis pro-demokrasi dan Polis,” kenang eks Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman ini.
Nuku setelah menikah, tetap vokal, tetap kritis. Bahkan setelah keluar dari penjara, Nuku semakin berani menjadi ujung tombak perubahan melawan rezim otoriter Orba.
Di tengah rezim saat ini, kata Rizal Ramli, di saat demokrasi dipreteli dan dibalikkan kembali menjadi semi-otoriter, dan negara hukum diubah menjadi negara kekuasaan, ia mengaku rindu dengan sosok Nuku.
“Dalam konteks ini, perjuangan legendaris Nuku menjadi contoh perjuangan menegakkan kembali demokrasi dan keadilan untuk rakyat kita,” terangnya.
Jika diibaratkan handphone, pria tiga ini bilang rezim saat ini telah loading lama, ia menyebutnya Lola. Karena sudah Lola, menurutnya sudah saatnya diganti.
“Rakyat sudah teriak-teriak barang kebutuhan pokok semakin mahal, ekonomi semakin sulit, hukum carutmarut, apakah mereka mendengar? Nggak kan karena sudah super Lola, yo wis harus segera diganti baru, tidak ada pilihan,” pungkasnya.
(Arya/Fajar)
Sentimen: negatif (94.1%)