Sentimen
Negatif (99%)
18 Feb 2023 : 21.19
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Beijing

Kasus: penembakan

Tokoh Terkait

Gara-gara Balon China, AS Ketar-Ketir Terus Pantau Benda di Langit

18 Feb 2023 : 21.19 Views 7

Bisnis.com Bisnis.com Jenis Media: Nasional

Gara-gara Balon China, AS Ketar-Ketir Terus Pantau Benda di Langit

Bisnis.com, JAKARTA - Pasukan militer Amerika Serikat (AS) menemukan beberapa barang elektronik sekaligus sensor yang diduga untuk mengumpulkan informasi intelijen setelah balon mata-mata China dijatuhkan oleh jet tempur AS di lepas pantai South Carolina pada 4 Februari lalu.

"Para kru telah berhasil menemukan puing-puing yang signifikan dari lokasi, termasuk semua bagian sensor dan elektronik prioritas yang diidentifikasi serta sebagian besar struktur," kata Komando Utara militer AS sebagaimana dilansir dari Reuters pada Selasa (14/2/2023)

Balon mata-mata China ini sudah terbang di atas langit AS selama lebih dari seminggu. Tak lama setelah itu, Presiden AS Joe Biden memerintahkan untuk menembak jatuh alat yang diguga untuk mengintai tersebut.

Peristiwa ini menambah ketegangan antara China dan AS. Bahkan, Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken memutuskan untuk menunda kunjungan kerjanya ke Beijing gara-gara insiden balon mata-mata China.

Hal ini juga menyebabkan militer AS menjelajahi langit untuk mencari objek lain yang tidak tertangkap radar, bahkan dalam misi pencarian menyebabkan tiga penembakan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam tiga hari antara hari Jumat dan Minggu.

Militer AS dan pemerintahan Joe Biden telah mengaku masih banyak hal yang belum diketahui tentang benda-benda tak berawak yang baru saja ditemukan, termasuk bagaimana beberapa benda itu tetap berada di ketinggian, siapa yang membuatnya, dan apakah benda tersebut memungkinkan untuk mengumpulkan informasi intelijen.

Selain itu, Menteri Pertahanan (Menhan) AS Lloyd Austin berusaha menenangkan warga AS terkait risiko yang ditimbulkan oleh benda-benda tak dikenal tersebut.

"Saya ingin meyakinkan warga Amerika bahwa benda-benda ini tidak menimbulkan ancaman militer bagi siapa pun di darat. Meski demikian, benda-benda itu menimbulkan risiko bagi penerbangan sipil dan berpotensi menjadi ancaman pengumpulan data intelijen." kata Lloyd.

Militer AS mengatakan bahwa menargetkan objek terbaru ini lebih sulit daripada menembak jatuh balon mata-mata China, karena mengingat ukurannya yang lebih kecil dan tidak adanya tanda radar tradisional.

Setelah melakukan penembakan untuk beberapa objek yang lebih kecil di langit tersebut, Lloyd mengaku militer AS belum menemukan puing-puing dari tiga objek terbaru yang ditembak jatuh, bahkan salah satunya jatuh di lepas pantai Alaska dalam kondisi es dan salju.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak Video Pilihan di Bawah Ini :


Sentimen: negatif (99.9%)