Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Gunung, Tiongkok, Yogyakarta
Tokoh Terkait
Peta Kertas Jadi Peta Digital Ternyata Ada Konsekuensinya, TNI AL Bahas itu di Yogya
Koran-Jakarta.com Jenis Media: Nasional
YOGYAKARTA - DIY menjadi tuan rumah penyelenggaraan pertemuanInternational North Indian Ocean Hydrographic Commission(NIOHC) ke-22. Kegiatan yang digelar oleh TNI Angkatan Laut (TNI AL) melalui Pusat Hidro-Oseanografi TNI AL (Pushidrosal) tersebut akan berlangsung selama tiga hari, mulai 13-15 Februari 2023 di Royal Ambarrukmo Hotel, Yogyakarta.
Komandan Pushidrosal, Laksamana Madya TNI Nurhidayat selakuchair NIOHCmengungkapkan hal demikian, saat ditemui usai berkunjung kepada Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X pada Selasa (14/02). Sri Sultan menerima kunjungan Nurhidayat di Gedhong Wilis, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta. Hadir mendampingi Nurhidayat dalam pertemuan tersebut, Komandan Pangkalan TNI AL Yogyakarta Kolonel Laut (KH/W) Damayanti, S.H., M.M., CHRMP.
"Kami izin sowan ke Pak Gubernur untuk bisa memakai gedung Ambarrukmo untuk melaksanakan konferensi (International NIOHC ke-22). Jadi pertemuan ini dilaksanakan untuk bisa menyelaraskan kinerja kita di laut. Jadi bagaimana survei (hidrografi), kemudian menjadi (menyelaraskan) peta yang benar, peta yang standar, peta yang bisa dipakai seluruh dunia," ujar Nurhidayat.
Menyelaraskan dan memastikan peta sesuai dengan standar diperlukan, karena akan memudahkan para penggunanya melalui petunjuk arah yang sudah pasti benar. "Karena dengan tepatnya peta itu digunakan, maka orang menggunakan kapal, masuk Indonesia ataupun keluar dari seluruh dunia itu akan merasa nyaman dengan petunjuk yang benar. Demikian juga kalau Indonesia mau ke luar negeri, juga sama. Di luar standardisasinya sama. Peta itu sama. Jadi tidak kaget kalau menemui hal-hal yang khusus di peta itu," terang Nurhidayat.
Baca Juga :
TNI AL Kerahkan Armada Pantau Aktivitas Kapal Tiongkok di Laut NatunaTerlebih sejalan dengan perkembangan zaman saat ini, yang mana penggunaan peta kertas sudah mulai tergeser oleh penggunaan peta elektronik. Nurhidayat menyampaikan, dalam pertemuan tersebut pun pihaknya bersama dengan berbagai pihak yang terlibat dalam pertemuan ini akan turut mencoba menggunakan dan menyelaraskan peta elektronik.
"Banyak hal yang berubahnya dari peta kertas menjadi peta elektronik. Itu juga harus tetap kita selaraskan antara negara yang satu dengan negara yang lain," ucap Nurhidayat.
Lebih lanjut, Nurhidayat mengatakan, Indonesia menjadi bagian dari NIOHC atau Komisi Hidrografi Samudra Hindia Utara yang merupakan bagian dariInternational Hydrographic Organization(IHO). IHO sendiri ialah Organisasi Hidrografi Internasional yang terbentuk yang sejak 1921.
Disebutkan Nurhidayat, kehadiran berbagai organisasi tersebut diperlukan salah satunya karena menggarap sebuah peta laut tidaklah mudah. Membuat peta laut tidak sama seperti membuat peta darat. Lorong laut selalu berkembang, baik karena hasil gempa maupun hal lainnya. Oleh karenanya, kegiatan survei yang dilakukan dalam rangka membuat peta laut juga harus dilakukan dengan benar.
"Kita juga menemukan gunung berapi di bawah laut. Gunung berapi di bawah laut ini apakah benar-benar masih hidup? apakah masih aktif? terus kalau misalnya terjadi gempa atau terjadi meletus bagaimana penanganannya? Ini harus semuastakeholdertermasuk penanganan bencana, penanganan kemanusiaan, pembangunan di daerah, jadi ikut di dalamnya. Itulah yang membuat kita ini (walau) hanya (terlihat) membuat peta, tapi dampaknya nasional. Sekarang peta laut ini digunakan untuk pembangunan berkelanjutan," tutur Nurhidayat.
Adapun pertemuan International NIOHC ke-22 tersebut dihadiri oleh negara-negara anggota NIOHC. Diantaranya yaitu, Bangladesh, India, Oman, Australia, Pakistan, Saudi Arabia, Thailand, Inggris, serta Indonesia sebagai tuan rumah.
Sebagai informasi, hingga kini, Pushidrosal secara aktif terlibat dalam forum Hidrografi Global dan Regional, serta mengelola data Hidro-Oseanografi secara luas. Hal tersebut untuk mendukung implementasi perlindungan lingkungan, eksplorasi dan eksploitasi sumber daya maritim, pengelolaan wilayah pesisir, transportasi laut yang aman dan efisien, serta langkah-langkah pertahanan maritim yang kuat.
Baca Juga :
Parade di Hari Nusantara
Redaktur : Eko S
Penulis : Eko S
Sentimen: positif (94.1%)