Sentimen
Positif (100%)
14 Feb 2023 : 10.40
Informasi Tambahan

BUMN: BTN, PT Asuransi Jiwasraya

Kasus: korupsi

Di DPR, Erick Blak-blakan Soal Kondisi Dapen BUMN

14 Feb 2023 : 10.40 Views 3

Republika.co.id Republika.co.id Jenis Media: Nasional

Di DPR, Erick Blak-blakan Soal Kondisi Dapen BUMN

JAKARTA -- Pembenahan tata kelola dana pensiun (dapen) BUMN menjadi salah satu prioritas utama Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir pada tahun ini. Erick tak ingin dapen BUMN menjadi bom waktu karena menyimpan sejumlah permasalahan.

Erick berharap kasus seperti Jiwasraya dan ASABRI tak lagi terjadi di dapen BUMN lain. "Salah satu isu terbesar yang harus kita selesaikan adalah mengenai dapen BUMN. Saya takut di kemudian hari menjadi bom waktu," kata Erick saat rapat kerja (raker) dengan Komisi VI DPR di gedung DPR, Jakarta, Senin (13/2).

Erick mengungkapkan, ada sejumlah persoalan yang dialami dapen BUMN. Persoalan itu antara lain ketidakmampuan dapen memenuhi kewajiban pembayaran manfaat kepada pensiunan penerima manfaat secara komprehensif. Selain itu, terjadi defisit kecukupan dapen sebesar Rp 9,8 triliun pada 2021.

"Ketika kita sudah benahi BUMN dan bicara laba, tetapi ke depan tidak ada jaminan pensiunan bisa mendapatkan haknya, ini kontradiktif. Ini akan terjadi ledakan satu-dua tahun ke depan kalau tidak diintervensi," ucap Erick.

 

 

Ini akan terjadi ledakan satu-dua tahun ke depan kalau tidak diintervensi

ERICK THOHIR, Menteri BUMN

 

Erick menegaskan, kesehatan BUMN dan dana pensiun harus diselaraskan demi menjaga kestabilan tanggungan yang diberikan kepada pensiunan penerima manfaat. Erick mencontohkan ada BUMN dengan kondisi tidak sehat, tapi mengelola dapen dengan jumlah besar.

"Harusnya BUMN sehat dan dapen lebih sehat. Ini bagian dari arus kas keuangan. Untuk itu, transformasi dana pensiun harus dilakukan agar kesejahteraan penerima manfaat dapat terjamin," sambung Erick.

Erick berharap transformasi dana pensiun dapat memberikan dampak positif dalam pembangunan Indonesia. Pada September 2022, Erick telah mengeluarkan surat arahan kepada direktur keuangan dan direktur SDM masing-masing BUMN untuk melakukan uji tuntas dapen.

Erick ingin dapen BUMN dikelola oleh ahli secara profesional. "Jangan sampai investasi yang dilakukan dapen bodong lagi. Karena lampu sudah mulai kuning, jangan sampai 6-7 bulan lagi tiba-tiba ada isu, padahal ini kasus lama, bukan kasus baru," kata Erick.

Pembenahan tata kelola diharapkan dapat meningkatkan kinerja dapen BUMN. Erick mengungkapkan, perbandingan aset industri dapen asuransi terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia hanya 5,8 persen.

Menurut Erick, persentase itu jauh tertinggal dibandingkan dengan Filipina yang mencapai 10,8 persen, Malaysia 22,3 persen, Thailand sebesar 29,3 persen, dan Singapura sebesar 86,8 persen.

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga sebelumnya mengatakan, sejumlah langkah telah Kementerian BUMN lakukan untuk memperbaiki tata kelola dapen, yang salah satunya dengan menggandeng Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Arya menyampaikan, model serupa telah dilakukan saat Kementerian BUMN menggandeng Kejaksaan Agung (Kejakgung) dalam mengungkap sejumlah kasus korupsi di tubuh BUMN.

Hal itu pun dilakukan Kementerian BUMN dalam mengurai persoalan dapen BUMN. "Kita tunggu KPK saja, seperti saat Kejaksaan Agung mengumumkan (kasus terdahulu), banyak surprise, tidak menyangka kan ada tersangkanya. Nanti kita lihat KPK," ujar Arya.

Arya menyampaikan, sebanyak 65 persen dapen BUMN tengah bermasalah berdasarkan laporan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Erick, lanjut Arya, tak tinggal diam dan langsung menyusun sejumlah langkah dalam memperbaiki kondisi dan tata kelola dapen BUMN.

KPK juga sudah menyatakan bakal melakukan pengecekan soal dugaan pengelolaan dana pensiun BUMN yang terindikasi bermasalah. Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri mengatakan, KPK akan terlebih dahulu mempelajari hal tersebut agar penanganan yang diberikan bisa memberikan hasil yang optimal.

"Kalau penindakan, berarti melalui mekanisme pelaporan aduan masyarakat dan seterusnya. Akan tetapi, kalau konteks pencegahan, misalnya di monitoring, nanti kami cek dahulu konteksnya di mana," kata dia.

").attr({ type: 'text/javascript', src: 'https://platform.twitter.com/widgets.js' }).prependTo("head"); if ($(".instagram-media").length > 0) $("").attr({ type: 'text/javascript', src: 'https://www.tiktok.com/embed.js' }).prependTo("head"); $(document).on("click", ".ajaxContent", function(t) { var e; t.preventDefault(); Pace.restart(); var a = $(this).attr("href"); var b = $(this).attr("data-id"); $(".btn-selengkapnya-news").show(); $(".othersImage").addClass("hide"); $(this).hide(); $("." + b).removeClass("hide"); return e ? (Pace.stop(), document.getElementById("confirm_link").setAttribute("href", a), $("#modal_confirm").modal()) : ($("*").modal("hide"), void $.get(a, function(t) { $("#" + b).html(t.html); console.log("#" + b); }).done(function() { $(".collapse").fadeOut(); $("#" + b).fadeIn(); }).fail(function() { $("#modal_alert .modal-body").html(fail_alert), $("#modal_alert").appendTo("body").modal() })) }); $(".body-video").on('loadedmetadata', function() { if (this.videoWidth < this.videoHeight) this.height = 640; this.muted = true; //console.log(this.videoHeight); } ); window.onload = function() { var videos = document.getElementsByTagName("video"), fraction = 0.8; function checkScroll() { if (videos.length > 0) { for (var i = 0; i < videos.length; i++) { var video = videos[i]; var x = video.offsetLeft, y = video.offsetTop, w = video.offsetWidth, h = video.offsetHeight, r = x + w, b = y + h, visibleX, visibleY, visible; visibleX = Math.max(0, Math.min(w, window.pageXOffset + window.innerWidth - x, r - window.pageXOffset)); visibleY = Math.max(0, Math.min(h, window.pageYOffset + window.innerHeight - y, b - window.pageYOffset)); visible = visibleX * visibleY / (w * h); if (visible > fraction) { video.play(); } else { video.pause(); } } } } window.addEventListener('scroll', checkScroll, false); window.addEventListener('resize', checkScroll, false); }; // window.fbAsyncInit = function() { // FB.init({ // appId: '700754587648257', // xfbml: true, // version: 'v14.0' // }); // }; // (function(d, s, id) { // var js, fjs = d.getElementsByTagName(s)[0]; // if (d.getElementById(id)) { // return; // } // js = d.createElement(s); // js.id = id; // js.src = "https://connect.facebook.net/en_US/sdk.js"; // fjs.parentNode.insertBefore(js, fjs); // } // (document, 'script', 'facebook-jssdk')); // $(".share_it a,.share-open-fix li").on("click", function() { // url = window.location.href; // s = $(this).parents("div.blok_quot").children("div.blog-post-actions").children("div.pull-left").text().replace(/[^a-z0-9\s]/gi, '').replace(/[_\s]/g, '+'); // c = $(this).parents("div.blok_quot").children("div.quote-text").text().replace(/[^a-z0-9\s]/gi, '').replace(/[_\s]/g, '+'); // content = c + " - " + s; // if ($(this).children().hasClass("fa-facebook")) { // img = document.querySelector("meta[property='og:image']").getAttribute("content"); // FB.ui({ // method: 'share_open_graph', // action_type: 'og.shares', // action_properties: JSON.stringify({ // object: { // 'og:url': url, // 'og:title': "", // 'og:description': c, // 'og:og:image:width': '610', // 'og:image:height': '409', // 'og:image': img // } // }) // }); // console.log(img); // } else if ($(this).children().hasClass("fa-twitter")) { // window.open("https://twitter.com/intent/tweet?text=" + content + " " + url); // } else if ($(this).children().hasClass("fa-whatsapp")) { // window.open("https://api.whatsapp.com/send?utm_source=whatsapp&text=" + content + " " + url + "?utm_source=whatsapp"); // } // return false; // }); });

Sentimen: positif (100%)